Apa Saja Rutinitas Malam yang Benar untuk Meningkatkan Kesehatan Mental dan Kualitas Tidur? Begini Penjelasannya

Senin 16 Jun 2025, 13:20 WIB
Ilustrasi seseorang sedang tidur. (Sumber: PxHere)

Ilustrasi seseorang sedang tidur. (Sumber: PxHere)

POSKOTA.CO.ID – Praktisi kesehatan mental dan pendiri Abhasa Rehab and Wellness, Gayathri Arvind, menyoroti pentingnya rutinitas malam sebagai fondasi bagi kesehatan mental dan fisik yang optimal.

Dalam pernyataannya, Gayathri menegaskan bahwa tanpa rutinitas malam yang tepat, rutinitas pagi hari tidak akan memberikan hasil maksimal.

"Semua orang membicarakan rutinitas pagi, klub jam 5 pagi, dan sebagainya. Tapi yang sering dilupakan adalah rutinitas malam. Padahal, pagi yang tenang dan berenergi dimulai dari malam sebelumnya," ujar Gayathri, dikutip oleh Poskota dari kanal YouTube Abhasa - Mental Health pada Senin, 16 Juni 2025.

Ia menjelaskan bahwa sepanjang hari, otak manusia mengalami perubahan frekuensi gelombang, kadar hormon, hingga tingkat kewaspadaan yang sangat dipengaruhi oleh cahaya matahari.

Baca Juga: 5 Kegiatan Spiritual yang Sangat Jitu Memperkuat Kesehatan Mental, Begini Penjelasan Praktisi Mental Health

Ketika matahari terbit, hormon kortisol, yang memicu kewaspadaan, meningkat, dan perlahan menurun saat hari mulai gelap. Penurunan kortisol ini menjadi sinyal bagi tubuh untuk mulai memproduksi melatonin, hormon yang penting bagi kualitas tidur.

"Melatonin tidak bekerja seperti pil tidur. Ia hanya memberi sinyal kepada otak untuk bersiap tidur. Namun, hormon ini hanya keluar jika otak merasa sedang berada dalam kondisi gelap, tenang, dan aman," jelasnya.

Gayathri menekankan bahwa tanpa kehadiran melatonin, otak cenderung tertahan dalam tahap tidur ringan, sehingga gagal mencapai tidur dalam tahap mendalam seperti gelombang Theta dan Delta.

Padahal, tahap-tahap inilah yang memungkinkan pemrosesan stres emosional, penyimpanan memori jangka pendek, detoksifikasi otak, serta perbaikan jaringan tubuh dan keseimbangan hormon.

Baca Juga: Cara Konsultasi ke Psikolog Menggunakan BPJS Kesehatan

Menurutnya, otak hanya bisa bertransisi dari mode aktif ke mode istirahat apabila kelima indra diberi sinyal bahwa hari telah usai. Cahaya yang diredupkan, suara yang tenang, tubuh yang rileks, serta bebas dari gawai dan notifikasi, menjadi kunci untuk memicu pelepasan melatonin.


Berita Terkait


News Update