6 Nama Penting di Balik PT GAG Nikel Raja Ampat, Ahmad Fahrur Rozi dan Siapa Saja Rekannya?

Selasa 10 Jun 2025, 07:47 WIB
Profil Lengkap 6 Tokoh Strategis PT GAG Nikel: Siapa Saja yang Duduk di Kursi Komisaris dan Direksi? (Sumber: X/@Society Review)

Profil Lengkap 6 Tokoh Strategis PT GAG Nikel: Siapa Saja yang Duduk di Kursi Komisaris dan Direksi? (Sumber: X/@Society Review)

Keberlanjutan operasi PT GAG Nikel tidak lepas dari dukungan izin pemerintah, termasuk dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Menteri Hanif Faisol Nurofiq mengonfirmasi bahwa perusahaan telah mendapat pengecualian melalui kontrak karya yang disahkan sebelumnya.

Padahal, UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan secara tegas melarang aktivitas pertambangan terbuka di kawasan hutan lindung. Namun pengecualian terhadap beberapa perusahaan tambang, termasuk PT GAG Nikel dan 12 perusahaan lainnya, telah membuka celah hukum yang kontroversial.

Aspek ini menimbulkan pertanyaan mendasar: apakah kontrak karya yang diwariskan dari rezim lama tetap layak diteruskan di tengah meningkatnya kesadaran akan perubahan iklim dan degradasi lingkungan?

Bukti Visual dan Respon Masyarakat

Bukti kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh aktivitas PT GAG Nikel diperkuat dengan munculnya citra satelit yang viral di media sosial.

Salah satu unggahan di platform Twitter menunjukkan perubahan drastis pada Pulau Gag, tempat utama kegiatan tambang berlangsung. Pulau yang sebelumnya hijau alami, tampak mengalami degradasi parah akibat pembukaan lahan dan pengerukan tanah.

Konten tersebut menuai reaksi keras dari netizen, pegiat lingkungan, hingga akademisi. Kritik berfokus pada ironi bahwa Raja Ampat, yang merupakan ikon pariwisata alam dan konservasi laut Indonesia, justru menjadi korban dari ekspansi ekonomi yang tidak berkelanjutan.

Suara dari Aktivis dan Pemerhati Lingkungan

Sejumlah aktivis lingkungan menyuarakan penolakan terhadap keberlanjutan tambang nikel di Raja Ampat. Mereka menegaskan bahwa keuntungan ekonomi jangka pendek tidak sebanding dengan kerusakan ekologis jangka panjang.

Kelestarian Raja Ampat tidak hanya penting bagi Indonesia, tetapi juga bagi dunia, mengingat kawasan ini merupakan rumah bagi lebih dari 1.500 spesies ikan dan 600 spesies terumbu karang.

Bagi para pemerhati lingkungan, keterlibatan tokoh-tokoh publik dalam struktur manajerial perusahaan juga memperburuk citra sosial PT GAG Nikel. Mereka menilai bahwa kehadiran figur seperti Gus Fahrur justru memberi pembenaran moral terhadap eksploitasi alam.

Raja Ampat: Ekosistem yang Terancam

Kawasan Raja Ampat telah lama dikenal sebagai salah satu wilayah konservasi prioritas global. Wilayah ini bukan hanya penting secara ekologis, tetapi juga bernilai tinggi dari sisi budaya, pariwisata, dan sumber kehidupan masyarakat lokal. Ancaman terhadap ekosistem di kawasan ini tidak hanya menyangkut kerusakan fisik, tetapi juga berdampak pada ketahanan sosial ekonomi komunitas pesisir.

Aktivitas tambang berpotensi mencemari air, mengganggu rantai makanan laut, hingga menyebabkan migrasi fauna yang tidak wajar. Jika tidak dikelola dengan ketat, pertambangan akan menimbulkan kerusakan permanen yang tidak dapat diperbaiki oleh program reklamasi sekalipun.

Baca Juga: Anda Butuh Uang? Ini Cara Mudah Ajukan Pinjaman DANA Cicil Hingga Rp20 Juta Tanpa Ribet, Tanpa KTP dan BI Checking

Desakan Penghentian Aktivitas Tambang


Berita Terkait


News Update