Ia menilai kehadiran kucing bisa mengancam upaya konservasi yang sudah berjalan.
Baca Juga: Jadi Pendapatan Sektor Pariwisata, Pramono Berencana Bangun Pulau Kucing di Kepulauan Seribu
"Pulau Tidung Kecil juga tempat penangkaran penyu sisik, hanggar ikan paus sperma, budidaya ikan laut, pembibitan mangrove, dan tanaman Sukun Botak," ungkapnya.
Menurut Francine, terdapat kebun bibit karang yang dikelola Unit Pelaksana Teknis di bawah Dinas KPKP. Sementara kucing yang hidup berdampingan dengan manusia terbiasa mendapat makanan dari manusia dan berburu tikus atau serangga.
Bila dilepas di alam, insting predator mereka akan aktif kembali.
"Meski berukuran kecil, pada dasarnya kucing adalah predator puncak yang akan memangsa beragam binatang lain di dalam teritorinya,” jelasnya.
Ia memperkirakan populasi kucing liar di Jakarta mencapai 860 ribu hingga 1,5 juta ekor. Relokasi ke pulau, menurutnya, bukan solusi. Kucing bersifat teritorial, sehingga daerah asalnya akan segera diisi kucing baru.
"Akibatnya jumlah keseluruhan bisa mencapai 3 juta kucing liar di Jakarta. Selain itu, bila kucing direlokasi, bisa jadi justru bermunculan tikus-tikus yang lebih berbahaya untuk kesehatan manusia,” tambahnya.
Francine menyarankan pendekatan jangka panjang berupa sterilisasi dan vaksinasi rabies. Jakarta, katanya, telah bebas rabies selama 20 tahun terakhir.
“Estimasi hidup kucing sehat berkisar 10-15 tahun. Relokasi akan menimbulkan beban jangka panjang seperti pemberian pakan dan perawatan,” tandasnya.