PT Maruwa Indonesia Resmi Tutup, Warganet Beri Dukungan Kepada Bos, Apa yang Sebenarnya Terjadi?

Senin 26 Mei 2025, 11:15 WIB
PT Mawura Indonesia tutup dan didemo karyawan tuntut gaji, warganet malah beri dukungan ke bos Jepang, ada apa? (Sumber: TikTok)

PT Mawura Indonesia tutup dan didemo karyawan tuntut gaji, warganet malah beri dukungan ke bos Jepang, ada apa? (Sumber: TikTok)

POSKOTA.CO.ID - PT Maruwa Indonesia, salah satu produsen komponen elektronik asal Jepang yang telah beroperasi di Indonesia selama lebih dari dua dekade, resmi menghentikan seluruh kegiatan operasionalnya pada April 2025.

Keputusan mendadak ini mengejutkan ratusan karyawan serta mengundang perhatian publik luas.

Perusahaan yang dikenal memproduksi Flexible Printed Circuit (FPC) komponen penting dalam perangkat elektronik modern mengalami kendala besar dalam rantai pasokan.

Sumber bahan baku utama dari Malaysia terputus, sehingga menghentikan jalur produksi secara total.

Baca Juga: Gaji Ratusan Karyawan Belum Dibayar, PT Maruwa Indonesia Batam yang Viral Bergerak di Bidang Apa?

Krisis ini tidak hanya berdampak pada aspek produksi, tetapi juga memicu efek domino sosial dan ekonomi bagi para pekerja dan keluarga mereka.

Sekitar 600 karyawan terpaksa kehilangan pekerjaan secara serentak tanpa ada masa transisi yang memadai.

Situasi ini menjadi sangat emosional ketika pimpinan PT Maruwa Indonesia, seorang ekspatriat asal Jepang, memilih untuk hadir secara langsung di hadapan para pekerja.

Dalam video yang beredar luas di media sosial, terlihat sang pimpinan berusaha menahan tangis saat menjelaskan kondisi perusahaan yang tidak lagi mampu bertahan.

Baca Juga: PT Maruwa Batam Bergerak di Bidang Apa? Ini Alasannya Gaji 205 Karyawan Tak Dibayar

Berbeda dengan banyak kasus serupa di mana pimpinan perusahaan memilih menghindar, kehadiran tokoh utama ini menuai pujian.

Meskipun menghadapi teriakan protes dan ekspresi kekecewaan para pekerja, ia tetap berdiri dan menjelaskan alasan di balik keputusan tersebut, sebuah sikap yang dinilai sebagai bentuk tanggung jawab moral.

Respons publik terhadap peristiwa ini pun terbelah. Di satu sisi, muncul gelombang empati terhadap para karyawan yang kehilangan mata pencaharian.

Namun di sisi lain, banyak warganet juga menyatakan dukungan terhadap sikap pemimpin perusahaan yang tidak lari dari tanggung jawab.

Baca Juga: Diduga Konflik Internal dengan Karyawan, PT Maruwa Indonesia di Batam Tutup Permanen? Ini Penjelasannya

Komentar-komentar di berbagai platform sosial media menunjukkan pemahaman bahwa keputusan bisnis seperti ini tidak selalu berada di bawah kendali internal.

Salah satu faktor eksternal krusial dalam kasus ini adalah gangguan logistik antarnegara dan naiknya harga bahan baku global.

Warganet juga menyoroti pentingnya menjaga etika dan sopan santun dalam menyampaikan aspirasi, meskipun dalam keadaan marah atau kecewa.

Beberapa pengguna media sosial menyebut bahwa situasi ini seharusnya menjadi pelajaran penting tentang krisis dalam dunia usaha, termasuk ketidakpastian ekonomi global yang semakin sulit diprediksi.

Baca Juga: Terungkap! Ini Sosok Pemilik PT Maruwa Indonesia yang Diteriaki Karyawan, Asal-Usulnya Bikin Kaget

"Ketika didemo tp bosnya msh pasang badan aja itu udh bentuk tanggung jwb, semua jg siapa yg mau bangkrut, pst si bosnya jg udh bingung bgt. semoga bisa bangkit lg pak," komentar seorang warganet di unggahan TikTok @Kampleng77.

"Ini yang mereka minta gaji bulan April pdhal di bulan April itu pt udah d tutup.. sebenarnya bos ini mn mungkin mau juga perusahaan nya bangkrut ya kan, mau di PHK smua nya bos masih iba, di rumahkan dlu siapa tahu dapat suplay baru," ujar warganet lainnya.

"Niat memviral kan bos eh malah kebalikannya yang tersorot malah kelakuannya, malu maluin nama Indonesia khusus nya Kota Batam..," timpal warganet lainnya.

Di tengah situasi sulit tersebut, muncul pula harapan agar pemerintah melalui Kementerian Ketenagakerjaan dan Dinas Tenaga Kerja setempat segera memberikan bantuan pendampingan.

Misalnya seperti program pelatihan ulang (reskilling) dan fasilitasi penempatan kerja baru bagi para mantan pekerja Maruwa.

Selain itu, peristiwa ini mendorong diskusi mengenai pentingnya diversifikasi rantai pasokan untuk menghindari ketergantungan pada satu negara atau mitra saja.

Banyak pelaku industri menilai bahwa kejadian ini bisa menjadi pelajaran penting dalam strategi produksi masa depan.

Sebagai bagian dari perusahaan grup Maruwa Co., Ltd yang berbasis di Jepang, PT Maruwa Indonesia semula menjadi contoh keberhasilan investasi asing di sektor manufaktur elektronik nasional.

Namun krisis logistik global yang belum pulih pascapandemi, ditambah tensi geopolitik di kawasan Asia Tenggara, memperlihatkan betapa rentannya sistem produksi global saat ini.


Berita Terkait


News Update