Meskipun menghadapi teriakan protes dan ekspresi kekecewaan para pekerja, ia tetap berdiri dan menjelaskan alasan di balik keputusan tersebut, sebuah sikap yang dinilai sebagai bentuk tanggung jawab moral.
Respons publik terhadap peristiwa ini pun terbelah. Di satu sisi, muncul gelombang empati terhadap para karyawan yang kehilangan mata pencaharian.
Namun di sisi lain, banyak warganet juga menyatakan dukungan terhadap sikap pemimpin perusahaan yang tidak lari dari tanggung jawab.
Komentar-komentar di berbagai platform sosial media menunjukkan pemahaman bahwa keputusan bisnis seperti ini tidak selalu berada di bawah kendali internal.
Salah satu faktor eksternal krusial dalam kasus ini adalah gangguan logistik antarnegara dan naiknya harga bahan baku global.
Warganet juga menyoroti pentingnya menjaga etika dan sopan santun dalam menyampaikan aspirasi, meskipun dalam keadaan marah atau kecewa.
Beberapa pengguna media sosial menyebut bahwa situasi ini seharusnya menjadi pelajaran penting tentang krisis dalam dunia usaha, termasuk ketidakpastian ekonomi global yang semakin sulit diprediksi.
Baca Juga: Terungkap! Ini Sosok Pemilik PT Maruwa Indonesia yang Diteriaki Karyawan, Asal-Usulnya Bikin Kaget
"Ketika didemo tp bosnya msh pasang badan aja itu udh bentuk tanggung jwb, semua jg siapa yg mau bangkrut, pst si bosnya jg udh bingung bgt. semoga bisa bangkit lg pak," komentar seorang warganet di unggahan TikTok @Kampleng77.
"Ini yang mereka minta gaji bulan April pdhal di bulan April itu pt udah d tutup.. sebenarnya bos ini mn mungkin mau juga perusahaan nya bangkrut ya kan, mau di PHK smua nya bos masih iba, di rumahkan dlu siapa tahu dapat suplay baru," ujar warganet lainnya.
"Niat memviral kan bos eh malah kebalikannya yang tersorot malah kelakuannya, malu maluin nama Indonesia khusus nya Kota Batam..," timpal warganet lainnya.