POSKOTA.CO.ID - Kemudahan akses terhadap pinjaman online (pinjol) turut memunculkan tantangan baru, salah satunya adalah risiko gagal bayar atau galbay.
Kondisi ini bukan hanya berdampak pada skor kredit dan kondisi keuangan peminjam, tetapi juga menciptakan tekanan psikologis akibat tindakan penagihan yang agresif dari debt collector (DC) lapangan.
Yang lebih meresahkan, beberapa DC lapangan seringkali bertindak di luar kewenangan, termasuk meminta uang transport sebagai "pengganti ongkos" kunjungan mereka.
Padahal, hal ini tidak memiliki dasar hukum dan bertentangan dengan prinsip perlindungan konsumen.
Baca Juga: Main Game Penghasil Saldo DANA, Gratis Uang Hingga Rp500.000!
1. Tetap Tenang, Jangan Panik saat DC Datang
Langkah pertama yang harus diambil adalah menenangkan diri. Dalam situasi seperti ini, banyak orang langsung merasa bersalah atau takut, sehingga cenderung menuruti permintaan yang sebenarnya tidak sah.
Perlu dipahami bahwa kedatangan debt collector ke rumah tidak serta-merta menandakan kesalahan hukum di pihak debitur. Penagihan adalah bagian dari proses perjanjian kredit, tetapi tetap harus mengikuti aturan dan etika yang berlaku.
Ingat: Sebagai konsumen, kamu memiliki hak yang dilindungi undang-undang. Jangan menyerahkan kendali kepada pihak yang mungkin justru berniat menakut-nakuti atau memanipulasi.
2. Cek Identitas dan Legalitas DC Lapangan
Salah satu tindakan penting adalah memverifikasi identitas debt collector yang datang ke rumah. Kamu berhak meminta mereka menunjukkan:
- Surat tugas resmi dari perusahaan pinjol,
- Kartu identitas (KTP) asli,
- ID pegawai atau tanda pengenal yang valid.
Jika mereka menolak menunjukkan dokumen atau identitas tampak meragukan, kamu berhak menolak interaksi lebih lanjut. Ada banyak kasus penipuan yang dilakukan oleh oknum yang mengaku sebagai DC, padahal mereka hanya ingin memanfaatkan kerentanan debitur.
Menurut pedoman dari AFPI, hanya DC yang bersertifikasi dan bekerja untuk pinjol legal yang berhak melakukan penagihan secara langsung.