POSKOTA.CO.ID - Ketegangan antara Hercules, pendiri organisasi masyarakat GRIB Jaya, dengan sejumlah purnawirawan TNI menarik perhatian publik.
Konflik yang sempat memanas tersebut kini mereda setelah Hercules menyampaikan permintaan maaf secara terbuka.
Bagaimana sebenarnya latar belakang perselisihan ini? Berikut kronologi lengkap dan dampaknya terhadap ormas serta lingkungan militer.
Awal Ketegangan: Gesekan antara Ormas dan Purnawirawan TNI
Perseteruan ini bermula dari aksi anggota GRIB Jaya yang membakar kendaraan milik kepolisian, tindakan yang kemudian dikritik luas sebagai bentuk premanisme.
Baca Juga: Ternyata Hercules Dua Kali Mengamuk di Pengadilan Negeri Jakarta Barat
Insiden tersebut memicu reaksi, khususnya dari kalangan purnawirawan TNI, yang menilai perlunya penegakan aturan terhadap ormas yang cenderung bertindak di luar batas hukum.
Letjen TNI (Purn) Sutiyoso, mantan Gubernur DKI Jakarta, menjadi salah satu yang angkat bicara.
Ia menyoroti penggunaan atribut militer, seperti baret merah Kopassus, oleh ormas yang tidak memiliki hubungan resmi dengan institusi militer.
Menurutnya, atribut tersebut hanya pantas dikenakan oleh mereka yang telah melalui proses pelatihan berat dan disiplin tinggi.
Sutiyoso juga mendukung revisi Undang-Undang Ormas untuk mengatur penggunaan simbol-simbol militer serta menekan potensi tindakan premanisme.
Reaksi Hercules: Pernyataan yang Memicu Kontroversi
Menanggapi kritik tersebut, Hercules melontarkan pernyataan yang menimbulkan polemik. Ia menyebut nama Sutiyoso secara langsung dan menyematkan julukan “bau tanah”, sebuah istilah yang dianggap menghina, khususnya bagi kalangan purnawirawan.