PHK Massal Memburuk, Jumlah Pengangguran RI Tembus 7,28 Juta per Februari 2025

Minggu 11 Mei 2025, 12:23 WIB
Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) per Februari 2025 mengungkapkan kenaikan jumlah pengangguran di Indonesia hingga mencapai 7,28 juta orang. (Sumber: Pinterest)

Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) per Februari 2025 mengungkapkan kenaikan jumlah pengangguran di Indonesia hingga mencapai 7,28 juta orang. (Sumber: Pinterest)

Dampak dari restrukturisasi ini dirasakan oleh pekerja muda maupun usia produktif lainnya yang kesulitan mendapatkan pekerjaan baru akibat mismatch antara keahlian dan kebutuhan industri.

Respon Pemerintah dan Arah Kebijakan

Lonjakan angka pengangguran tentu membutuhkan respons cepat dari pemerintah. Beberapa strategi yang didorong untuk mengatasi hal ini antara lain:

1. Revitalisasi Balai Latihan Kerja (BLK)

Pemerintah didorong mempercepat modernisasi BLK agar lebih adaptif terhadap kebutuhan industri, seperti pelatihan digital, manufaktur cerdas, dan logistik.

2. Insentif Investasi untuk Penciptaan Lapangan Kerja

Pemberian insentif fiskal bagi sektor-sektor padat karya dinilai krusial untuk menambah serapan tenaga kerja, terutama di wilayah dengan tingkat pengangguran tinggi.

3. Digitalisasi dan UMKM

Mendorong digitalisasi UMKM tidak hanya memperluas pasar, tetapi juga membuka peluang pekerjaan informal yang bisa menjadi penyerap tenaga kerja baru.

4. Reformasi Pendidikan Vokasi

Integrasi antara dunia pendidikan dan dunia industri masih menjadi PR besar. Pemerintah perlu memperkuat link and match agar lulusan pendidikan vokasi langsung terserap pasar kerja.

Baca Juga: Kode Redeem FF 11 Mei 2025 Terbaru, Klaim 1000 Diamonds dan Weapon Eksklusif Free Fire

Tantangan dan Proyeksi ke Depan

Pengangguran struktural dan setengah pengangguran tetap menjadi tantangan jangka panjang Indonesia. Beberapa tantangan utama yang perlu diwaspadai antara lain:

  • Ketimpangan geografis lapangan kerja, di mana kawasan perkotaan masih lebih dominan menyerap tenaga kerja dibandingkan pedesaan.
  • Kesenjangan keterampilan digital, terutama bagi lulusan SMA atau pekerja senior yang belum memiliki kompetensi berbasis teknologi.
  • Ketergantungan pada sektor informal, yang meskipun fleksibel, tetapi tidak menjamin keberlanjutan penghasilan.

Jika tidak ditangani secara menyeluruh, kondisi ini bisa memperburuk kualitas hidup masyarakat usia produktif dan menekan pertumbuhan ekonomi jangka menengah.

Kenaikan angka pengangguran di Indonesia per Februari 2025 menjadi alarm bagi seluruh pemangku kepentingan. Tantangan ini bukan semata soal ketersediaan lapangan kerja, tetapi juga menyangkut kualitas dan keberlanjutan pekerjaan itu sendiri.

Upaya kolektif diperlukan, melibatkan sektor pemerintah, swasta, institusi pendidikan, dan lembaga pelatihan kerja. Reformasi pasar kerja, peningkatan kualitas SDM, dan pemanfaatan teknologi secara inklusif akan menjadi kunci untuk keluar dari ancaman stagnasi ketenagakerjaan nasional.

Berita Terkait

News Update