KUNINGAN, POSKOTA.CO.ID - Sejumlah jurnalis dari berbagai media yang beroperasi di Kabupaten Kuningan menggelar aksi protes sebagai bentuk kekecewaan terhadap pernyataan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang dinilai kurang menghargai profesi wartawan.
Aksi tersebut berlangsung spontan di depan Kantor Bupati Kuningan, dengan para jurnalis memasang spanduk bertuliskan "Bapa Aing Geus Teu Butuh Media, Boikot Gubernur Konten".
Dikutip dari akun Instagram @kuninganoke19, aksi ini menarik perhatian warga yang melintas, meskipun spanduk tersebut hanya bertahan sekitar 30 menit sebelum akhirnya ditertibkan oleh Satpol PP setempat.
Elly Said, salah seorang jurnalis yang terlibat dalam aksi, menyampaikan bahwa pernyataan gubernur yang mengandalkan media sosial sebagai sumber informasi utama telah melukai hati para wartawan.
Pihaknya menilai hal itu mencerminkan pengabaian terhadap peran media massa dalam menyampaikan informasi kepada publik.
"Kami merasa seolah-olah tidak dianggap. Semestinya, pemimpin dapat lebih bijaksana dalam memberikan pernyataan dan tetap menghormati profesi jurnalis," ungkap Elly.
Senada dengan Elly, Ali, jurnalis lainnya, menekankan pentingnya peran pers sebagai bagian dari pilar demokrasi. Ia mengingatkan bahwa jurnalis bekerja berdasarkan kode etik dan prinsip profesionalisme, sehingga tidak semestinya direndahkan melalui pernyataan sepihak.
“Kalau alasannya efisiensi anggaran, kami bisa memahami. Tapi jangan sampai alasan itu dijadikan pembenaran untuk menyingkirkan peran jurnalis. Ini menyakitkan,” ujarnya.
Sebelumnya, Dedi Mulyadi dikenal aktif di media sosial lewat berbagai konten yang kerap menjadi viral. Karena kebiasaannya tersebut, ia pun mendapat sebutan 'Gubernur Konten'. Menariknya, Dedi mengungkap bahwa strategi berbagi konten ini membawa dampak positif bagi efisiensi anggaran pemerintah daerah, khususnya dalam hal biaya iklan.