Perang Hegemoni

Sabtu 05 Mar 2022, 07:30 WIB

Oleh: Hasto Kristiyanto
 

PERANG Rusia-Ukraina sepertinya begitu mengagetkan dunia. Analisis pun
bermunculan termasuk isyarat akan terjadinya Perang Dunia Ketiga. Banyak analisis
yang tidak melihat perspektif historis tentang asal muasal perang dalam peradaban
manusia.

Dalam sejarahnya, perang menjadi jalan penaklukkan dalam membangun
hegemoni negara-negara kuat di kawasan yang ingin mendapat pengakuan secara
global. Semuanya bermuara pada hal yang sama, yaitu hasrat untuk membangun
hegemoni. Pembenaran atas perang pun bisa disusun dengan 1001 cara.

Perang, sebagaimana halnya terjadi pada era modern dengan Perang Dunia I, dan Perang Dunia II, secara jernih telah dianalisis sebab musababnya oleh Bung Karno, Proklamator dan Bapak Bangsa Indonesia.

Dalam kajiannya yang mendalam, Bung Karno menegaskan tentang bahaya kapitalisme sebagai akar berbagai persoalan dunia. Dalam pandangannya, kapitalisme menciptakan krisis. Krisis merupakan penyakit inheren dalam tubuh kapitalisme. Belum selesai krisis yang satu, muncul krisis lainnya.

Dampaknya pun makin dalam, sehingga suatu saat, Amerika Serikat dan Eropa Barat akan mengalami krisis ekonomi bersamaan. Suatu analisis yang sangat tajam pada tahun 1945, dan baru terjadi pada tahun 2008 ketika Amerika Serikat menghadapi krisis finansial akibat kapitalisme. Krisis finansial di Amerika menjalar hingga ke Eropa dan dunia.

Kapitalisme dalam bahasa yang mudah dimengerti rakyat, dikatakan sebagai
nafsu. Nafsu yang digerakkan oleh hasrat mengakumulasi kapital. Akumulasi kapital
ini terus menggulung hingga terkonsentrasi di tangan segelintir kapitalis global.

Hasrat ini mempengaruhi cara berdagang, sistem sosial, sistem ekonomi, hingga
menjadi penggerak dalam sistem politik yang menopang seluruh hasrat penguasaan
kapital. Kapitalisme ini sejarahnya panjang, dan semakin hebat ketika Revolusi
Perancis pada abad ke-18.

Revolusi Perancis merupakan koreksi atas hegemoni feodalisme yang berlindung di balik kekuasaan para bangsawan yang mendapat legitimasi agama dalam hal ini gereja yang telah masuk ke ranah politik. Hasilnya liberté, egalité, dan fraternité berkumandang, mendorong zaman baru yang digerakkan oleh nilai-nilai liberalisme. Dalam tatanan politik, liberalisme mendorong lahirnya sekularisme atau pemisahan yang ketat antara urusan agama dan urusan negara.

Namun, Revolusi Perancis juga membawa berkah. Abad pencerahan bersinar. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi motor perkembangan peradaban. Mesin uap ditemukan yang akhirnya membawa perubahan dalam sistem produksi dengan kapasitas besar yang semakin menempatkan pentingnya konsentrasi kapital.

Revolusi industri tersebut merubah banyak sendi kehidupan. Kapitalisme-liberalisme bersekutu dan menciptakan struktur sosial baru, berupa kelas pemodal dan kelas buruh. Muncul dialektika baru.

News Update