Karena Pria Ini Lena-Leni Tunda Niat Pensiun Dini

JAKARTA - Kabar bakal pensiunnya dua atlet putri sepak takraw, Lena dan Leni, membuat Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi tergugah. Kabar pensiunnya kedua atlet kembar asal Indramayu itu berembus beberapa hari setelah ia mempersembahkan medali perunggu pada Asian Games 2018 dari nomor quadrant putri. Kepada para pewarta di kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), belum lama ini, Lena dan Leni tidak ingin menjelaskan secara gamblang alasan mereka untuk pensiun. Namun berdasarkan informasi yang dihimpun Poskotanews.com, Lena dan Leni merasakan sudah tidak nyaman. Hal itu bahkan masih ia rasakan setelah menyumbang medali perunggu untuk Indonesia di ajang Asian Games 2018. Meski demikian, Lena dan Leni enggan menceritakan hal itu kepada publik. Mendengar kabar tersebut, Menpora pun membujuk Lena dan Leni untuk tidak patah semangat. (Baca: Tekuk Malaysia, Sepak Takraw Putri Tetap Gagal Kalungkan Medali) Ia bahkan berpesan kepada Lena dan Leni untuk terus berlatih dan menginspirasi atlet lain yang belum berhasil meraih medali. "Kami senang mereka sudah menerima bonus dari pemerintah, jangan pensiun dulu ya, enggak boleh dulu, masih muda, masih panjang perjalanannya. Harumkan Merah-Putih di kancah internasional. Asian Games 2018 memang sudah selesai, (tapi) masih ada event lainnya yang menunggu. Kita harus bisa," kata Imam setelah memberikan penghargaan dan buku tabungan bonus Asian Games 2018 untuk keduanya di Kantor Kemenpora, Senayan, Jakarta Pusat. Mendengar harapan Menpora, Lena menuturkan niat mereka pensiun dari sepak takraw masih belum bulat dan masih akan fokus pada kejuaraan-kejuaraan daerah. "Masih pikir-pikir dulu. Kami juga belum kasih jawaban ke pengurus (PB PSTI), lihat nanti ke depannya aja, yang pasti kami akan masih fokus ke Porda Jabar di Bogor bulan depan,” kata Lena. (Baca: Sempat Dibujuk Jadi TKW Kini Andalan Timnas Sepak Takraw) "Insya Allah di PON nanti kami masih main, tapi kalau di SEA Games belum tahu, kami juga masih memikirkan ke atlet pelapis kita yang masih membutuhkan jam terbang yang banyak,” timpal Leni. Sebelum meraih medali emas di Asian Games 2018, Lena dan Leni sudah mengukir berbagai prestasi sejak 2007 silam, yakni meraih perunggu Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan dan medali emas di ajang King’s Cup (turnamen paling bergengsi sepak takraw) pada 2016 silam. Yang menarik, sepak takraw digeluti Lena dan Leni karena 'terpaksa'. Maklum, sebelum jadi atlet sepak takraw, kehidupan Lena dan Leni jauh dari menggembirakan. Ayahnya, Surtina, hanyalah seorang buruh tani. Sementara sang ibu, Toniah, sehari-hari adalah ibu rumah tangga. (Baca: Tim Sepak Takraw Putra Kembali Hanya Mampu Raih Perunggu) Kehidupan ekonomi keluarga Lena-Leni sangat jauh dari berkecukupan. Bahkan si kembar sempat dibujuk oleh orang tua agar jadi TKW daripada melanjutkan sekolah. Hal itu dikarenakan kondisi ekonomi yang tidak menyanggupi biaya sekolah dua anak sekaligus. Namun Lena dan Leni kompak menolak. Mereka punya prinsip bahwa pendidikan tetap yang utama. Masalah biaya memang jadi kendala tapi Lena dan Leni menutupinya dengan jadi buruh cuci. Mereka rela mencuci piring di kantin SMP demi uang saku. Saat mereka sudah lulus dan akan melanjutkan pendidikan ke sekolah, Lena dan Leni dihadapkan pada permasalahan yang sama. Di sinilah pertama kalinya sepak takraw mengubah jalan hidup si kembar. (junius/ys)