Masyarakat Lebih Suka Rawat Sendiri Situs Alas Kedung Penjalin

Sabtu 28 Jul 2018, 12:07 WIB

  INDRAMAYU – Masyarakat Desa Tugur Lor, Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat  mengaku lebih menyukai memelihara sendiri bangunan Situs Alas Kedung Penjalin. Pasalnya, ada rencana bahwa pemeliharaan situs bakal dikelola Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Indramayu. Sudah berpuluh-puluh tahun,  bahkan beratus-ratus tahun, masyarakat beserta anak, cucu maupun keturunanya memelihara secara swadaya,  keberadaan Situs Alas Kedung Penjalin yang terletak di Blok Mekarjaya, Desa Tugu Lor itu. Masyarakat Desa Tugur Lor sudah bisa merawat Situs Alas Kedung Penjalin itu dengan baik dan benar, sehingga tidak perlu lagi ada campur tangan dari Disbudpar Kabupaten Indramayu. Sebelumnya masyarakat sudah mendengar bakal ada rencana pengelolaan situs itu dilakukan Disbudpar Kabupaten Indramayu. Masyarakat tak berharap banyak,  karena sudah terbiasa memelihara sendiri. Menurut Hengki, salah seorang warga Desa Tugu Lor didampingi Andi. S,  Situs Alas Kedung Penjalin itu di dalamnya terdapat makam atau petilasan Ki Buyut Penjalin. Situs itu memiliki areal tanah peninggalan leluhur seluas 100 bata atau 1.400 Meter Persegi (M2). Sejak lama situs itu dipelihara masyarakat hingga sekarang keberadaan situs itu masih tetap utuh dan terpelihara dengan baik. Situs Alas Kedung Penjalin, sesuai namanya,  memiliki ciri khas, yaitu tumbuhnya  tanaman rotan atau penjalin yang rimbun,  mirip hutan,  di sisi petilasan atau makam Ki Buyut Penjalin.  Tanaman rotan atau penjalin itu menjadi daya tarik masyarakat sekitar. Meski tanaman rotan itu  tumbuh subur di situs itu,  namun msasih belum diketahui masyarakat Kabupaten Indramayu maupun Jawa Barat.  Sebab masyarakat termasuk pelajar tahunya  tanaman rotan itu hanya ada di daerah-daerah di Pulau Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Masyarakat sekitar merasa sudah benar-benar memiliki Situs Alas Kedung Penjalin itu. Karenanya ketika mereka melihat kondisi bangunan situs memprihatinkan,  mereka berembug  kemudian bersama anak cucu keturunan menyisihkan sebagian rezeki guna merenovasi bangunan situs. Renovasi meliputi kegiatan;  pembangunan joglo petilasan Ki Buyut Penjalin, pembuatan pagar dan gapura serta pengecatan dam pembenahan-pembenahan lainnya. Untuk keperluan renovasi bangunan situs itu telah menghabiskan biaya mencapai ratusan juta rupiah, “Biayanya bersumber dari partisipasi dan bantuan langsung warga setempat,” jelas Hengki. Ada yang menyebut konon Ki Buyut Penjalin itu merupakan awal mula atau cikal bakal warga Desa Tugu, Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu. (taryani)


News Update