POSKOTA.CO.ID - “Mari menatap masa depan yang lebih cerah untuk kemajuan bangsa, negara, dan tentu juga lingkungan kita. Kuncinya adalah aksi nyata. Sekecil apapun pun aksi yang dilakukan pasti akan menghasilkan sesuatu dan sesuatu tersebut dapat membukakan jalan untuk menuju kesuksesan.” - Harmoko
Waktu memang tidak berjalan mundur. Sudah menjadi sunnatullah bahwa waktu bergerak maju - akan terus bergulir dan berganti dari detik menjadi menit , berubah menjadi jam, kemudian bergerak menjadi hari- bulan dan tahun, begitu seterusnya.
Dalam filosofi berbahasa Jawa dikatakan: jaman iku owah gingsir yang artinya waktu, keadaan, situasi, dan segala sesuatunya terus berubah. Tidak statis, tapi dinamis. Karenanya ukuran masa lalu tidak lagi menjadi baku untuk era sekarang dan mendatang.
Meski masa lalu bisa menjadi pijakan, rujukan, setidaknya catatan guna meraih masa depan yang lebih baik lagi. Begitu pun segala peristiwa, kejadian, prahara dan bencana yang beberapa hari lagi akan berakhir pada 2025.
Baca Juga: Kopi Pagi: Selaraskan Peran Perempuan
Banjir bandang dan tanah longsor wilayah Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh serta di beberapa daerah lainnya, memberikan catatan penting bahwa kerusakan lingkungan sudah pada situasi kritis.
Mengatasi kerusakan lingkungan hendaknya sudah disejajarkan dengan program prioritas lainnya seperti halnya pengentasan kemiskinan. Sebut saja infrastruktur tesedia dengan baik, kemiskinan tiada lagi, lapangan kerja banyak tersedia, tapi apa yang telah dibangun bertahun – tahun itu, sirna dalam sekejap tersapu banjir bandang akibat kita semua abai terhadap lingkungan.
Penanganan kerusakan lingkungan mulai dari upaya pencegahan hingga penindakan, tidak bisa lagi ditangani secara parsial, terlebih sebatas seremonial dan slogan.
Tata kelola kolaboratif menuntut implementasi aktif dan masif pada tahun 2026, tidak saja dalam mengatasi kerusakan lingkungan, juga program prioritas lainnya seperti ketahanan pangan, energi dan air dengan turunanya. Penyiapan SDM unggul, cerdas dan berkualitas di antaraya melalui pendidikan dan program Makan Bergizi Gratis (MBG), cek kesehatan gratis, perumahan rakyat , penyiapan lapangan kerja dan lainnya yang tujuan akhir peningkatan kesejahteraan rakyat lahir dan batin.
Baca Juga: Kopi Pagi: Solidaritas Tanpa Batas
Implementasi kolaborasi multisektor mulai dari perencanaan, penganggaran, pelaksanaan hingga dampak program harus dilandasi dengan transparansi, partisipasi, efisiensi, akuntabilitas dan profesionalitas.
