Banyak Gerai Tolak Uang Tunai, Anggota DPR Minta Negara Tegas soal Aturan Pembayaran

Jumat 26 Des 2025, 17:07 WIB
Ilustrasi pembayaran digital. (Sumber: freepik)

Ilustrasi pembayaran digital. (Sumber: freepik)

SENAYAN, POSKOTA.CO.ID - Sebuah video sebelumnya viral, seorang nenek yang kesulitan membeli Roti O karena tidak dapat melakukan pembayaran non-tunai viral di media sosial dan menuai keprihatinan publik.

Dalam rekaman tersebut, sang nenek hanya membawa uang tunai, sementara gerai tempat ia berbelanja mewajibkan pembayaran menggunakan kartu atau QRIS.

Menanggapi peristiwa itu, Ketua Komisi VII DPR RI, Saleh Partaonan Daulay, menilai kejadian tersebut sebagai bukti bahwa penerapan sistem pembayaran digital secara eksklusif berpotensi menyingkirkan kelompok masyarakat tertentu.

Ia menegaskan, tidak semua warga siap atau mampu beradaptasi dengan teknologi pembayaran cashless.

Baca Juga: Jadwal Libur Bank Mandiri, BNI, BRI, BSI, dan BCA Saat Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, Kapan Buka?

"Saya sudah lama mengkhawatirkan masalah ini. Saya takut ada orang yang benar-benar tidak punya kartu, tidak bisa bayar cashless. Dugaan saya benar, akhirnya terjadi juga. Bahkan lebih dari itu, sudah viral," ujar Politikus Partai Amanat Nasional (PAN), saat dikonfirmasi, Jumat, 26 Desember 2025.

Saleh mengakui bahwa perkembangan teknologi digital membawa banyak kemudahan dan manfaat. Sehingga tidak sedikit gerai yang menolak pembayaran uang tunai.

Ia bahkan mengaku kerap menggunakan sistem pembayaran non-tunai dalam aktivitas sehari-hari. Namun demikian, menurutnya, penerapan teknologi tidak boleh mengabaikan realitas sosial di masyarakat.

“Fakta di lapangan menunjukkan masih banyak warga yang belum bisa menggunakan sistem pembayaran digital, seperti orang lanjut usia, anak-anak, hingga masyarakat di daerah terpencil,” kata Saleh.

Baca Juga: Catat! Ini Daftar Tanggal Merah Januari 2026 dan Long Weekend Pertama Awal Tahun

Saleh menyoroti kondisi di sejumlah wilayah pedesaan yang masih terbatas akses internet dan perbankannya. Bahkan, di beberapa daerah, jaringan komunikasi sangat bergantung pada pasokan listrik. Hal ini membuat transaksi digital tidak selalu memungkinkan dilakukan.


Berita Terkait


News Update