POSKOTA.CO.ID - Memasuki periode libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, volume kendaraan di ruas Tol Trans Jawa mengalami peningkatan.
Salah satu titik yang terdampak lonjakan arus lalu lintas adalah Ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek (Japek) yang menjadi jalur utama pergerakan masyarakat menuju wilayah timur Pulau Jawa.
Guna menjaga kelancaran arus kendaraan, PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT) bersama Kepolisian menerapkan sejumlah rekayasa lalu lintas serta optimalisasi layanan di gerbang tol utama.
Baca Juga: 15.927 Narapidana Terima Remisi Khusus Natal 2025, 174 Orang Langsung Bebas
Contraflow Berlaku dari KM 55 hingga KM 65
Sebagai upaya mengurai kepadatan kendaraan menuju arah Cikampek, PT JTT mendukung diskresi Kepolisian dengan memberlakukan sistem contraflow. Berdasarkan pantauan di lapangan, contraflow mulai diterapkan pada Kamis 25 Desember 2025 pukul 14.51 WIB.
Rekayasa lalu lintas ini diberlakukan dari KM 55 hingga KM 65 arah Cikampek di Ruas Tol Jakarta-Cikampek. Skema tersebut diterapkan secara situasional mengikuti peningkatan volume kendaraan yang terus bergerak keluar Jakarta.
Rekayasa Lalu Lintas Dilakukan Secara Bertahap
Penerapan contraflow ini merupakan kelanjutan dari pengaturan lalu lintas yang telah dilakukan sejak pagi hari. Sebelumnya, pada pukul 08.54 WIB, contraflow sempat diberlakukan lebih panjang, yakni dari KM 47 hingga KM 65 arah Cikampek.
PT JTT menegaskan bahwa pengaturan lalu lintas dilakukan secara adaptif dan dinamis dengan mempertimbangkan kondisi aktual di lapangan agar arus kendaraan tetap mengalir dan kepadatan dapat diminimalkan.
Optimalisasi Gardu di Gerbang Tol Cikampek Utama
Selain rekayasa arus lalu lintas, PT JTT juga melakukan optimalisasi layanan transaksi di Gerbang Tol Cikampek Utama (Cikatama). Sebagai gerbang strategis yang menghubungkan Jakarta dengan jaringan Tol Trans Jawa, jumlah gardu operasional ditingkatkan untuk mengantisipasi antrean kendaraan.
Untuk kendaraan yang bergerak ke arah timur, jumlah gardu operasional ditambah dari 17 unit menjadi 22 unit. Penambahan tersebut didukung pengoperasian maksimal tujuh gardu reversible yang difokuskan melayani arus keluar Jakarta.
