Warga Duri Pulo Tolak Gusuran Tol Semanan–Sunter, Ganti Rugi Dinilai Tak Layak

Selasa 23 Des 2025, 16:13 WIB
Spanduk penolakan warga RW 09 Duri Pulo, Gambir, Jakarta Utara yang membentang di Kantor RW 09, Selasa, 23 Desember 2025. (Sumber: Poskota/M. Tegar Jihad)

Spanduk penolakan warga RW 09 Duri Pulo, Gambir, Jakarta Utara yang membentang di Kantor RW 09, Selasa, 23 Desember 2025. (Sumber: Poskota/M. Tegar Jihad)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Penolakan terhadap rencana penggusuran proyek strategis nasional (PSN) Tol Semanan–Sunter disuarakan warga RW 09 Setiakawan, Duri Pulo, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat. Warga menilai nilai ganti rugi yang ditawarkan tidak layak dan jauh dari harga pasar.

Penolakan ditunjukkan melalui spanduk-spanduk yang terpasang di permukiman terdampak. Tulisan seperti “Kau Buat Aturan untuk Menindas Warga, Tolak Gusuran yang Merugikan” dan “Kami Menolak Keras, Tidak Sesuai Harga” terpampang di sejumlah titik.

Salah satu warga, Edi, 61 tahun, mengatakan rencana penggusuran sudah muncul sejak 2019, sempat tertunda akibat pandemi Covid-19, lalu kembali berjalan pada 2023 hingga 2024.

“Dari 2019 sebenarnya sudah ada, tapi kan ada Covid jadi tunda. Terus jalan lagi, diukur-ukur lagi, kemarin juga ukur ulang,” ujar Edi, Selasa, 23 Desember 2025.

Baca Juga: Tegur Penabrak di Jalan Bangka Raya, Pemotor Malah Dianiaya hingga Luka-luka

Ia menyebut kekecewaan warga memuncak saat pertemuan di kantor kelurahan yang dihadiri pihak PUPR dan BPN. Dalam pertemuan itu, warga menerima amplop berisi nilai ganti rugi.

“Dikasih amplop, isinya nilai harga tanah. Ada yang 9 juta, ada 10, ada 11 juta per meter,” ucapnya.

Menurut Edi, nilai tersebut tidak cukup bagi warga yang tinggal bersama keluarga besar.

“Itu kan penggantian nggak bisa pas-pasan. Kalau yang tinggal satu dua orang mungkin bisa, tapi kalau keluarganya 9 atau 10 orang, mau dibagi gimana?” katanya.

Ia menegaskan penolakan bukan karena menentang pembangunan, melainkan karena ganti rugi yang dinilai tidak manusiawi.

“Yang butuh itu mereka, bukan kita. Kita nggak mau digusur. Kalau mau gusur, ya harganya harus sesuai,” tegas Edi.


Berita Terkait


News Update