Kemenhub Prediksi 3,94 Juta Orang Naik Kereta Selama Libur Natal dan Tahun Baru 2025/2026

Sabtu 20 Des 2025, 19:32 WIB
Ilustrasi, Kemenhub memprediksi 3,94 juta orang akan menggunakan moda transportasi kereta selama libur Natal 2025 dan tahun baru 2026. (Sumber: Poskota/Bilal Nugraha Ginanjar)

Ilustrasi, Kemenhub memprediksi 3,94 juta orang akan menggunakan moda transportasi kereta selama libur Natal 2025 dan tahun baru 2026. (Sumber: Poskota/Bilal Nugraha Ginanjar)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI memprediksi 3,29 persen atau sekitar 3,94 juta orang diprediksi menggunakan kereta api jarak jauh pada periode Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.

Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi menyampaikan bahwa masa angkutan Nataru merupakan salah satu periode paling krusial dalam penyelenggaraan transportasi nasional, salah satunya pada sektor perkeretaapian.

Ia menyebut beban layanan perkeretaapian pada masa Nataru tidak hanya tinggi, tetapi juga berlangsung lebih panjang.

“Dengan kondisi seperti ini, saya ingin menegaskan agar manajemen keselamatan perkeretaapian harus ditingkatkan dan dijalankan secara disiplin serta terukur,” ucap Dudy di Jakarta, Sabtu, 20 Desember 2025.

Baca Juga: Kemenhub Prediksi Mobilitas Masyarakat saat Libur Nataru 2025/2026 Mencapai 119 Juta Orang

Dudy menjelaskan, manajemen keselamatan yang dimaksud dapat diimplementasikan dalam beberapa hal, di antaranya penyiagaan personel yang memadai dan profesional, pemantauan intensif prasarana jalan rel, serta kesiapan peralatan dan sarana penanganan gangguan.

Selain itu, mitigasi khusus pada daerah rawan banjir dan longsor, kemudian penguatan pengamanan dan pengawasan perlintasan sebidang berisiko tinggi.

“Keselamatan harus menjadi budaya, menjadi kebiasaan yang dibangun setiap hari di setiap lini kerja, tanpa pengecualian. Keselamatan harus dikelola secara preventif dan berbasis data lapangan,” ujar Dudy.

Lebih lanjut, Dudy mengungkapkan, di masa libur Nataru kereta api memegang peran strategis sebagai tulang punggung mobilitas nasional.

"Setiap gangguan layanan kereta api berpotensi menimbulkan efek berantai terhadap lalu lintas jalan, bandara, pelabuhan, serta aktivitas ekonomi masyarakat," kata Dudy.

Apalagi, dikatakan dia, saat ini sejumlah wilayah dihadapkan pada tantangan cuaca ekstrem yang berpotensi menyebabkan banjir, longsor, hingga gangguan prasarana perkeretaapian.


Berita Terkait


News Update