TANGERANG, POSKOTA.CO.ID – Dewan Pendidikan Kabupaten Tangerang mencatat sekitar 21.000 siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di wilayah tersebut mengalami putus sekolah.
Tingginya angka putus sekolah di tingkat SMP menjadi pekerjaan rumah bagi seluruh pemangku kepentingan di sektor pendidikan Kabupaten Tangerang.
Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Tangerang Mas Iman menyebut, terdapat sejumlah faktor yang memengaruhi tingginya angka putus sekolah tersebut.
"Faktornya ada kebakaran remaja, pengaruh lingkungan yang tidak mendukung dan kurangnya pemahaman terhadap pentingnya pendidikan formal," katanya, Jumat, 19 Desember 2025.
Baca Juga: Jelang Nataru, Bupati Bersama Forkopimda dan Pengusaha Transporter Sepakati Jam Operasional
Mas Iman menjelaskan, rendahnya pemahaman sebagian masyarakat terhadap pentingnya pendidikan turut memicu tingginya angka putus sekolah.
"Selain itu ada juga faktor pergaulan di lingkungan yang kurang sehat. Jadi anak tidak fokus belajar, minat untuk mengeyam pendidikan pun berkurang. Ditambah tidak adanya support dari keluarga yang memang kurang paham tentang pentingnya pendidikan," jelasnya.
Ia menambahkan, hingga kini masih banyak masyarakat yang memandang pendidikan sebagai beban finansial, bukan sebagai solusi untuk mengentaskan kemiskinan.
"Banyak yang putus sekolah dengan alasan tidak ada biaya. Justru dengan putus sekolah, itu malah akan menjadi beban finansial di kemudian hari, bukan sebagai solusi memutuskan kemiskinan," ungkapnya.
Untuk menekan angka putus sekolah, Dewan Pendidikan Kabupaten Tangerang terus mendorong berbagai upaya agar anak-anak tetap memperoleh hak atas pendidikan.
“Hingga 21 ribu itu angka di tahun 2025, persoalan siswa putus sekolah masih menjadi perhatian serius dan membutuhkan kerja bersama dari seluruh pihak," pungkasnya.
