Setelah menjalani masa pacaran sekitar dua tahun, Ridwan Kamil dan Atalia Praratya resmi menikah pada 7 Desember 1996. Saat itu, Ridwan Kamil berusia 25 tahun, sementara Atalia berusia 23 tahun. Pernikahan tersebut menjadi awal perjalanan panjang yang diwarnai kerja keras, pengorbanan, serta pertumbuhan bersama.
Dari pernikahan itu, mereka dikaruniai dua anak: Emmeril Kahn Mumtadz (Eril) dan Camillia Laetitia Azzahra (Zara). Keluarga menjadi fondasi utama dalam kehidupan keduanya, bahkan ketika karier Ridwan Kamil terus berkembang di dunia profesional dan politik.
Karakter mereka yang saling melengkapi sering disorot publik. Ridwan Kamil dikenal sebagai sosok visioner, ambisius, dan pekerja keras, sementara Atalia tampil dengan kepribadian lembut, empatik, namun tetap tegas dalam prinsip. Kombinasi inilah yang selama bertahun-tahun menjadikan mereka panutan dalam kehidupan berumah tangga.
Seiring waktu, Atalia Praratya tidak hanya dikenal sebagai pendamping kepala daerah, tetapi juga membangun kiprah sendiri di ruang publik. Pada Oktober 2024, ia dilantik sebagai anggota DPR RI dan bertugas di Komisi VIII yang membidangi keagamaan, sosial, kebencanaan, serta isu perempuan dan anak.
Baca Juga: Tekan Sampah Plastik, Pemkot Bekasi Luncurkan Spot Air Minum Ulang di Area Balai Kota
Meski Ridwan Kamil tidak lagi menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat, keduanya masih kerap tampil bersama dalam berbagai kegiatan sosial dan formal. Kehadiran mereka di ruang publik, termasuk melalui media sosial, membangun citra sebagai pasangan yang solid dan saling mendukung.
Namun, sebagaimana rumah tangga pada umumnya, kehidupan pernikahan tidak selalu berjalan tanpa ujian. Gugatan cerai yang kini tengah diproses secara hukum menunjukkan bahwa bahkan hubungan yang tampak kuat di mata publik tetap menghadapi dinamika internal yang kompleks.
Keluarga sebagai Poros Utama
Di tengah berbagai peran publik, Ridwan Kamil dan Atalia Praratya dikenal menempatkan keluarga sebagai prioritas utama. Dukungan mereka terhadap pendidikan dan pilihan hidup anak-anak menjadi sorotan tersendiri. Ketika Zara melanjutkan studi ke Inggris, keduanya hadir memberikan pendampingan emosional dan dukungan penuh.
Nilai-nilai inilah yang membuat kisah mereka tetap relevan sebagai refleksi tentang pernikahan, komitmen, dan perubahan. Terlepas dari proses hukum yang berjalan, perjalanan 29 tahun tersebut menyimpan pelajaran penting tentang cinta, pertumbuhan, dan realitas kehidupan rumah tangga.
