"Pengembangan Stasiun Rangkasbitung dilakukan untuk menjawab kebutuhan transportasi masyarakat yang terus meningkat, dengan kapasitas pelayanan yang kini dapat mencapai hingga 83.000 penumpang per hari dari sebelumnya sekitar 26.000 penumpang," bebernya.
Fasilitas baru stasiun meliputi area concourse, ruang operasional, ruang layanan publik, ruang tunggu, mushola, ruang laktasi, toilet umum, toilet disabilitas, hingga 7 lift, 5 eskalator, 15 gate tiket otomatis, dan 4 akses masuk.
Baca Juga: Polisi Ungkap Cara Ibu Muda Habisi Bayinya yang Dibuang di Stasiun Citayam Depok
"Selain itu, sistem keamanan berbasis CCTV selama 24 jam. Fasilitas dan aksesibilitas dirancang untuk menciptakan lingkungan perjalanan yang inklusif dan aman bagi seluruh pengguna, termasuk penyandang disabilitas, lansia, dan pengguna dengan mobilitas terbatas," tambahnya.
Dari sisi operasional, jalur kereta kini ditata lebih efisien. Jalur 2 digunakan untuk KA Lokal, jalur 3 untuk kereta barang, sedangkan jalur 4 dan 5 untuk KRL.
"Adapun jalur 6 hingga 9 disiapkan sebagai area stabling untuk mendukung pola operasi kereta api yang lebih fleksibel," jelasnya.
Ia mengatakan alur baru juga mengatur ulang pergerakan penumpang. Penumpang dari arah selatan diarahkan melalui area drop-off menuju Jembatan Penyeberangan Orang (JPO).
Setelah mencapai JPO, penumpang menuju area loket dan gate KA Lokal.
"Sementara itu, penumpang dari arah utara atau Jalan Sunan Kalijaga dapat masuk melalui selasar dan pintu masuk gedung baru, sebelum melanjutkan ke concourse menggunakan eskalator atau lift menuju area loket," katanya.
Untuk alur keluar, penumpang diarahkan ke lantai dua sebelum melanjutkan ke layanan KRL atau pintu keluar utama.
"Penerapan alur baru ini diharapkan menciptakan perjalanan yang lebih teratur, nyaman, dan aman, terutama pada jam padat penumpang," pungkasnya.
