Antisipasi Kenaikan Debit Katulampa, BPBD DKI Perketat Kewaspadaan Banjir di Jakarta

Sabtu 06 Des 2025, 12:54 WIB
Gubernur Jakarta, Pramono Anung (kanan), saat menyusuri menggunakan perahu karet di Sungai Ciliwung di Banjir Kanal Barat pada Kamis, 31 Juli 2025. (Sumber: POSKOTA | Foto: M Tegar Jihad)

Gubernur Jakarta, Pramono Anung (kanan), saat menyusuri menggunakan perahu karet di Sungai Ciliwung di Banjir Kanal Barat pada Kamis, 31 Juli 2025. (Sumber: POSKOTA | Foto: M Tegar Jihad)

JAKARTA,POSKOTA.CO.ID - Debit air Sungai Ciliwung di Bendung Katulampa, Bogor, sempat meningkat pada Jumat, 5 Desember 2025 malam. 

Curah hujan yang tinggi di Bogor dan kawasan Puncak sebelumnya, mengakibatkan Sungai Ciliwung yang sempat meluap. 

Merespons situasi tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta langsung bergerak melakukan pemantauan intensif dan meningkatkan koordinasi lintas instansi. 

Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji, menyampaikan bahwa BPBD Jakarta memiliki 267 petugas penanganan bencana yang tersebar di berbagai wilayah. 

Ia mengakui jumlah tersebut masih jauh dari ideal untuk kebutuhan kesiapsiagaan bencana di Jakarta. Namun demikian, BPBD akan mengoptimalkan kolaborasi dengan berbagai unsur pemerintah daerah untuk memastikan respons yang cepat dan tepat.

Baca Juga: Prasetyo Dorong Pemprov DKI Lakukan Pembebasan Lahan, Tangani Banjiir di Jati Padang

"Kami punya 267 petugas penanganan bencana. Ya, untuk Jakarta masih jauh dari angka ideal ya, tapi akan (terus) kolaborasi dengan PPSU, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, Satpol PP, Damkar, dan instansi lainnya," ucap Isnawa kepada Poskota, Sabtu, 6 Desember 2025.

Tak hanya bertumpu pada petugas resmi, Isnawa menyebut, BPBD Jakarta juga akan dibantu oleh Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) yang beranggotakan lebih dari 50 organisasi dengan total hampir 3.000 personel relawan. 

"Kami juga punya forum pengurangan resiko bencana, ada 50an organisasi yang beranggotakan hampir 3000 orang bahkan lebih. ada Baznas, PMI , Pramuka, Arthagraha Peduli, Tzuchi, CT, Lionsclub dan lain-lain," ujar Isnawa. 

Lebih lanjut, Isnawa mengatakan bahwa juga kerap melakukan edukasi kepada masyarakat terkait mitigasi bencana.

Isnawa menyebut, bahwa pihaknya rutin mengadakan kegiatan gladi lapang dan gladi posko bagi warga yang tinggal di kawasan rawan banjir, terutama permukiman bantaran sungai

"BPBD lebih kepada langkah edukasi, mitigasi bencana, kami rutin adakan gladi lapang dan gladi posko bencana warga rawan banjir bantaran kali sungai," kata Isnawa. 

Selain itu, dikatakan Isnawa, pihaknya  memastikan sistem peringatan dini (early warning system) berjalan optimal. 

Untuk kesiapsiagaan di lapangan, BPBD telah memastikan ketersediaan titik-titik pengungsian seperti gedung serbaguna, mushola, sekolah, dan balai warga, lengkap dengan logistik darurat untuk penyintas.

"Aktifkan early warning system, kesiapan titik pengungsian seperti gedung, mushola, sekolah, balai warga dan distribusi logistik saat bencana," ungkap Isnawa.

Baca Juga: Luapan Rob Masuk Marina, Ancol Maksimalkan Pompa

Selama bencana, Isnawa menegaskan, BPBD juga mengaktifkan tim Jitupasna untuk melakukan kajian kebutuhan pasca bencana. 

Tak hanya itu, layanan dukungan psikososial (LDP) seperti trauma healing juga disiapkan untuk warga yang terdampak banjir atau bencana lainnya. 

"BPBD juga ada Jitupasna (atau) kajian kebutuhan pasca bencana, (serta) lakukan LDP layanan dukungan psikososial seperti trauma Healing kepada penyintas bencana," ujarnya. 

Isnawa mengungkapkan bahwa BPBD turut menginformasikan lokasi-lokasi rawan longsor di Jakarta kepada dinas terkait seperti SDA, Bina Marga, dan Lingkungan Hidup. 

Informasi tersebut menjadi dasar perbaikan dan penanganan dini untuk mengantisipasi pergerakan tanah maupun potensi bahaya lain saat intensitas hujan meningkat.

"Menginformasikan titik rawan longsor dan informasikan kepada dinas SDA, Binamarga, LH (until menuju) lokasi yang harus di benahi (guna) antisipasi bencana," katanya. (cr-4). 


Berita Terkait


News Update