"BPBD lebih kepada langkah edukasi, mitigasi bencana, kami rutin adakan gladi lapang dan gladi posko bencana warga rawan banjir bantaran kali sungai," kata Isnawa.
Selain itu, dikatakan Isnawa, pihaknya memastikan sistem peringatan dini (early warning system) berjalan optimal.
Untuk kesiapsiagaan di lapangan, BPBD telah memastikan ketersediaan titik-titik pengungsian seperti gedung serbaguna, mushola, sekolah, dan balai warga, lengkap dengan logistik darurat untuk penyintas.
"Aktifkan early warning system, kesiapan titik pengungsian seperti gedung, mushola, sekolah, balai warga dan distribusi logistik saat bencana," ungkap Isnawa.
Baca Juga: Luapan Rob Masuk Marina, Ancol Maksimalkan Pompa
Selama bencana, Isnawa menegaskan, BPBD juga mengaktifkan tim Jitupasna untuk melakukan kajian kebutuhan pasca bencana.
Tak hanya itu, layanan dukungan psikososial (LDP) seperti trauma healing juga disiapkan untuk warga yang terdampak banjir atau bencana lainnya.
"BPBD juga ada Jitupasna (atau) kajian kebutuhan pasca bencana, (serta) lakukan LDP layanan dukungan psikososial seperti trauma Healing kepada penyintas bencana," ujarnya.
Isnawa mengungkapkan bahwa BPBD turut menginformasikan lokasi-lokasi rawan longsor di Jakarta kepada dinas terkait seperti SDA, Bina Marga, dan Lingkungan Hidup.
Informasi tersebut menjadi dasar perbaikan dan penanganan dini untuk mengantisipasi pergerakan tanah maupun potensi bahaya lain saat intensitas hujan meningkat.
"Menginformasikan titik rawan longsor dan informasikan kepada dinas SDA, Binamarga, LH (until menuju) lokasi yang harus di benahi (guna) antisipasi bencana," katanya. (cr-4).
