Muara Angke Terendam Rob, Pendatang Waswas, Warga Lama Sudah Terbiasa

Kamis 04 Des 2025, 20:43 WIB
Permukiman warga tergenang banjir rob di Muara Angke, Jakarta Utara, Kamis, 4 Desember 2025. (Sumber: POSKOTA | Foto: M Tegar Jihad)

Permukiman warga tergenang banjir rob di Muara Angke, Jakarta Utara, Kamis, 4 Desember 2025. (Sumber: POSKOTA | Foto: M Tegar Jihad)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Banjir rob kembali merendam kawasan pesisir Jakarta yang diprediksi terjadi hingga 6 Desember 2025.

Pantauan Poskota di lokasi, air dengan ketinggian selutut orang dewasa ditambah hujan intensitas rendah terus mengguyur kawasan Muara Angke, Jakarta Utara, yang telah dilanda banjir rob dari pagi tadi.

Kondisi ini membuat sebagian warga, terutama pendatang baru, merasa was-was, sementara warga yang sudah puluhan tahun tinggal di wilayah tersebut mengaku telah terbiasa dengan ritme pasang-surut air laut.

Ari 29 tahun berbagi pengalaman pertamanya menghadapi banjir rob setelah dua minggu menghuni kontrakan barunya.

Baca Juga: Potensi Banjir Rob Intai 6 Wilayah Pesisir Jakarta, Ini Langkah Mitigasinya

Meski sudah mengetahui bahwa wilayah tersebut rawan rob, ia tetap mengaku kaget saat pertama kali melihat air pasang masuk hingga ke pemukiman.

“Iya, mungkin sedikit syok, ya. Soalnya kan ada anak (bayi) juga. Jadi was-was juga,” ujar Ari kepada Poskota, Kamis, 4 Desember 2025.

Meski begitu, Ari mengatakan bahwa ia sebenarnya tidak asing dengan rob karena telah lama bekerja di kawasan Pelabuhan.

Ari menjelaskan bahwa para pemilik kontrakan di daerah itu memang sudah membangun rumah-rumah dengan struktur yang tinggi karena sadar akan ancaman rob.

Namun ia tetap menyiapkan langkah antisipasi sendiri, terutama untuk melindungi anak dan barang-barang penting.

“Mulai bikin penghalang di pintu. Barang-barang elektronik juga saya naikkan. Yang listrik itu paling diwaspadain, takutnya nyetrum,” ucap Ari.

Menurut Ari, keputusannya untuk tinggal di wilayah tersebut bersifat sementara. Sebab, lokasi kontrakan yang dekat dengan tempat kerja menjadi pertimbangan utama.

“Untuk sementara saja, karena aksesnya dekat. Nanti ke depannya cari yang lebih baik lagi,” kata Ari.

Ari berharap kepada Pemda Jakarta agar dapat menangani permasalahan rob ini dari hulunya.

“Airnya kan dari laut. Mungkin antisipasi jalan itu kayak mengalang di sana. Dari hulunya dibenerin biar sini aman,” katanya.

Berbeda dengan Ari, Sudiarjo warga lama di kawasan itu justru memandang rob sebagai bagian dari kehidupannya sehari-hari.

Sidoarjo, yang bekerja sebagai pedagang ikan, menuturkan bahwa rumahnya telah beberapa kali ia tinggikan untuk mengimbangi kenaikan permukaan air laut.

Baca Juga: Kapan Puncak Banjir Rob Jakarta 2025? Cek Prediksi Tanggal BPBD DKI

“Sudah di-jack tiga meter saya naikin. Terakhir naik 1,5 meter ini,” ungkapnya sambil menunjukkan struktur rumah yang kini jauh lebih tinggi dari permukaan jalan.

“Dulu gubuk, naik lagi, naik lagi. Tahun 2016 saya bangun paling tinggi. Sekarang sudah sama rata lagi airnya,” sambungannya.

Sudiarjo juga mengaku telah memahami pola kedatangan rob dari pengalaman puluhan tahun.

“Kalau sekarang datang jam 5 sore, besok paginya jam 3 pasti gede. Ini belum titik puncak. Perkiraan saya Jumat atau Sabtu yang paling besar,” ujar Sudiarjo.

Dalam menghadapi rob, ia mengaku sudah menempatkan segala barang termasuk instalasi listrik di tempat tinggi.

“Sudah (ditaruh di tempat) tinggi semua. Yang ada listriknya itu tinggi semua,” ucapnya.

Berbeda dengan Ari, warga ini tidak berencana pindah. Ia menyebut usianya yang sudah mendekati masa pensiun menjadi alasan bertahan.

“Sudah biasa. Kayaknya sebentar lagi saya pensiun,” ungkap Sudiarjo. (cr-4)


Berita Terkait


News Update