Ekonomika Pancasila: Dari Reformasi Personal ke Revolusi Struktural

Rabu 26 Nov 2025, 12:03 WIB
Opini Ekonomika Pancasila oleh Yudhie Haryono. (CEO Nusantara Centre). (Sumber: Poskota)

Opini Ekonomika Pancasila oleh Yudhie Haryono. (CEO Nusantara Centre). (Sumber: Poskota)

Tujuan dari revolusi struktural adalah untuk: 1)Meningkatkan efisiensi dan efektivitas struktur guna mencapai tujuan; 2) Meningkatkan kualitas dan transparansi plus akuntabilitas struktural.

Revolusi ini harus dilakukan dengan mengubah struktur ipoleksosbudhankam agar lebih adaptif; mengubah struktur sosial dan mengubah kebijakan lama agar lebih adil dan sentosa.

Contoh dari revolusi struktural adalah deliberalisasi dan desentralisasi serta reprivatisasi. Sisanya reformasi birokrasi agar manusiawi.

Yang hilir adalah revolusi substansial. Ini adalah proses perubahan yang bertujuan untuk mengubah secara fundamental agensi, fungsi, struktur, sistem maupun kebijakan negara untuk menjawab janji proklamasi dan konstitusi.

Revolusi substantif ini berbeda dengan program sebalumnya karena fokus pada perubahan yang lebih mendalam dan menyeluruh, bukan hanya perubahan kosmetik dan teknis.

Baca Juga: Ekonomika Pancasila: Perekonomian Utang

Revolusi substantif bertujuan untuk mengubah cara bernegara dan operasinya, bukan hanya memperbaiki gejala-gejala yang ada. Di sini dikawal via legislasi (baik konstitusi, UU maupun perundangan di bawahnya).

Di tengah berlangsungnya ekopol simulakra yang tidak memiliki dasar realitas sehingga semu dan hiperrealitas, absurd dan tidak terasa keberadaannya, tiga perubahan mendalam adalah keniscayaan.


Berita Terkait


News Update