Sejauh ini Alex Iskandar merupakan tersangka tunggal dalam kasus penculikan dan pembunuhan Alvaro. Ia menyebut fenomena bunuh diri di sel tahanan sebagai persoalan serius yang sering terabaikan.
“Setiap kali kita bicara tentang prison culture, yang kita bayangkan adalah kekerasan antarnapi. Jarang sekali kita membayangkan bunuh diri. Padahal, sama seriusnya,” terang Reza.
Reza mencontohkan pengalaman nyata saat bertemu dengan seorang terpidana seumur hidup kasus Cirebon.
Narapidana tersebut, mengaku kerap menyakiti dirinya sendiri di dalam lapas, mulai dari menyayat pergelangan tangan hingga menggores keningnya menggunakan benda tajam, kemudian mencari obat sendiri setelah melukai diri.
Bahkan, kata Reza, ada pula narapidana yang berpikir untuk membunuh sesama penghuni lapas untuk 'membenarkan' hukuman seumur hidup yang dijalaninya. Kasus bunuh diri di ruang tahanan dapat membawa konsekuensi serius.
“Di Inggris, nilai ekonomis per insiden bunuh diri di ruang tahanan adalah sekitar 1,7 juta poundsterling. Termasuk biaya yang harus dibayar polisi ke keluarga pelaku bunuh diri,” terang Reza.
Baca Juga: Teman Lama Tersangka Diduga Bantu Buang Jasad Alvaro
Karena itu, ia menilai perlindungan tahanan harus ditingkatkan secara signifikan, mulai dari penambahan CCTV, pembatasan perlengkapan tahanan, akses ke keluarga dan kuasa hukum, pemantauan rutin kondisi fisik dan mental, hingga pemberian konseling bagi tahanan berisiko. Namun, diakuinya, penerapan langkah-langkah tersebut tidak mudah.
“Tahanan atau napi sering dianggap sampah, manusia buangan. Perlakuan terhadap makhluk serendah itu pastinya akan buruk,” jelas Reza.
Reza menegaskan, bahwa kematian tahanan, termasuk yang terjadi dalam kasus Alvaro, harus diselidiki secara menyeluruh.
Dia mengatakan, temuan dan rekomendasinya ini bisa menjadi masukan penting bagi Komisi Percepatan Reformasi Polri dalam memperbaiki standar keamanan dan penanganan tahanan di Indonesia.
“Polisi yang lalai, apalagi jika mengondisikan, perlu dikenakan sanksi. Lembaga pun tidak boleh berlepas tangan,” tegas Reza.
