“Bahan peledak yang kami temukan terdeteksi potassium chloride, yang digunakan terduga,” ujar Dansat Brimob Polda Metro Jaya Kombes Henik Maryanto.
Di lokasi ledakan, kata Henik, pihaknya juga menemukan serpihan plastik yang dipakai sebagai wadah bom serta sejumlah paku baja dan paku seng yang digunakan sebagai serpihan untuk memperluas daya rusak.
Namun demikian, ledakan yang ditimbulkan bom rakitan tersebut memiliki daya ledak rendah atau low explosive.
“Paku itu ada paku baja dan paku seng, berserakan di dalam masjid,” jelas Henik.
Selain itu, kata Henik ditemukan empat baterai sebagai sumber tenaga dan sebuah electric mass sebagai pemicu. Bom tersebut dirancang menggunakan sistem kendali jarak jauh memakai receiver, tapi perangkat remotnya tidak ditemukan di dalam masjid.
Bom itu juga memiliki casing berbentuk jeriken plastik satu liter serta paku sebagai shrapnel.
“Power yang digunakan empat baterai A4, inisiator electric mass, explosive mengandung potassium chloride, dan switching menggunakan receiver yang dikendalikan dengan remote, tetapi remote tidak kami temukan,” terang Henik.
