ABH SMAN 72 Beli Bahan Bom Rakitan Secara Online, Dalihnya untuk Ekskul

Jumat 21 Nov 2025, 12:44 WIB
Kapolda Metro Jaya Asep Edi Suheri memberikan keterangan pers terkait penanganan kasus ledakan di SMAN 72 di Gedung Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa, 11 November 2025. (Sumber: Poskota/Bilal Nugraha Ginanjar)

Kapolda Metro Jaya Asep Edi Suheri memberikan keterangan pers terkait penanganan kasus ledakan di SMAN 72 di Gedung Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa, 11 November 2025. (Sumber: Poskota/Bilal Nugraha Ginanjar)

KEBAYORAN BARU, POSKOTA.CO.ID - Polisi mengungkap fakta baru terkait asal-usul bahan peledak yang digunakan anak berkonflik hukum (ABH) dalam insiden ledakan di SMAN 72 Jakarta, Kelapa Gading.

Bahan untuk merakit bom tersebut diduga kuat dibeli secara online dan dikirim langsung ke rumah pelaku.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Budi Hermanto menjelaskan, paket berisi bahan-bahan peledak itu diterima oleh orang tua pelaku tanpa menaruh kecurigaan.

Pelaku mengaku paket tersebut merupakan perlengkapan untuk kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.

“Iya seperti itu (diduga dibeli online). Karena kan orang tuanya yang menerima paket,” ujar Budi kepada wartawan, Jumat, 21 November 2025.

Baca Juga: Polisi Tangkap Dua Pencuri Tabung Gas yang Sudah Beraksi Berulang Kali di Cinere

Menurut Budi, keluarga pelaku tidak mencurigai apa pun karena penjelasan sang anak terdengar wajar terkait keperluan sekolah.

Disamping itu, keluarga menggambarkan karakter pelaku sebagai sosok pendiam sehingga mereka tidak pernah menyangka anak tersebut terlibat dalam perakitan bom.

“Paket itu dibilangnya untuk kegiatan ekskul, jadi keluarga tidak ada kecurigaan,” kata Budi.

Dalam pemeriksaan lanjutan, polisi membeberkan susunan bahan peledak yang digunakan dalam insiden yang terjadi saat khutbah salat Jumat pada 7 November lalu dan melukai 96 orang.

Melalui perangkat pendeteksi, bahan utama yang ditemukan adalah potassium chloride.

“Bahan peledak yang kami temukan terdeteksi potassium chloride, yang digunakan terduga,” ujar Dansat Brimob Polda Metro Jaya Kombes Henik Maryanto.

Di lokasi ledakan, kata Henik, pihaknya juga menemukan serpihan plastik yang dipakai sebagai wadah bom serta sejumlah paku baja dan paku seng yang digunakan sebagai serpihan untuk memperluas daya rusak.

Namun demikian, ledakan yang ditimbulkan bom rakitan tersebut memiliki daya ledak rendah atau low explosive.

“Paku itu ada paku baja dan paku seng, berserakan di dalam masjid,” jelas Henik.

Selain itu, kata Henik ditemukan empat baterai sebagai sumber tenaga dan sebuah electric mass sebagai pemicu. Bom tersebut dirancang menggunakan sistem kendali jarak jauh memakai receiver, tapi perangkat remotnya tidak ditemukan di dalam masjid.

Bom itu juga memiliki casing berbentuk jeriken plastik satu liter serta paku sebagai shrapnel.

“Power yang digunakan empat baterai A4, inisiator electric mass, explosive mengandung potassium chloride, dan switching menggunakan receiver yang dikendalikan dengan remote, tetapi remote tidak kami temukan,” terang Henik.


Berita Terkait


News Update