POSKOTA.CO.ID - Kasus yang menimpa Riski Nur Fadhilah (18), warga Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, menjadi perhatian publik setelah terungkap bahwa mimpinya berkarier sebagai pesepak bola justru berujung pada dugaan eksploitasi di luar negeri.
Kejadian bermula ketika Riski menerima pesan melalui Facebook dari seseorang yang mengaku sebagai manajer PSMS Medan.
Pelaku menawarkan kesempatan seleksi penjaga gawang di klub tersebut, lengkap dengan iming-iming fasilitas.
Menurut keterangan keluarga, khususnya sang nenek, Imas Siti Rohanah, tawaran itu terlihat meyakinkan. Riski bahkan menunjukkan tiket pesawat rute Jakarta-Kualanamu yang dijadwalkan pada 27 Oktober 2025.
Baca Juga: Pramono Kukuhkan 1.005 Prabu Generasi Ketiga, Cegah Bullying di Sekolah
Dengan keyakinan itu, Riski berangkat ke Jakarta menggunakan jasa travel sehari sebelumnya tanpa disertai anggota keluarga.
Namun kejanggalan mulai dirasakan ketika pihak yang mengaku manajer tersebut tiba-tiba hilang kontak setelah Riski tiba di Ibu Kota. Keluarga yang mencoba menghubungi pelaku tidak lagi menerima respons.
Riski Dibawa ke Kamboja
Puncak keterkejutan terjadi pada 4 November, ketika Riski menghubungi keluarga dan mengabarkan bahwa ia bukan berada di Medan, melainkan di Kamboja.
Informasi tersebut langsung memicu dugaan bahwa Riski telah menjadi korban jaringan TPPO yang memanfaatkan kedok rekrutmen atlet sebagai modus perekrutan.
Baca Juga: SK PAW Rifki Rafsanjani Resmi Turun dari Gubernur Banten
Setibanya di Kamboja, Riski mengaku tidak pernah diarahkan mengikuti seleksi atlet. Ia justru dipaksa bekerja sebagai operator penipuan daring (scamming) dengan modus percintaan kepada target warga Tiongkok.
