POSKOTA.CO.ID - Kasus penculikan Bilqis, balita 4 tahun asal Makassar, memasuki babak baru setelah pelaku memberikan pernyataan bahwa anak tersebut tidak dijual, melainkan diserahkan untuk diadopsi.
Meski begitu, penyidik menemukan adanya transaksi uang dalam jumlah besar yang diduga mengarah pada praktik perdagangan anak lintas provinsi.
Dalam rekaman pemeriksaan yang beredar, salah satu pelaku berinisial A mengaku hanya “menyerahkan” Bilqis kepada seorang calon orang tua angkat.
Ia menyatakan menerima uang sekitar Rp30 juta atas penyerahan tersebut.
Baca Juga: Gus Elham Yahya Klaim Diftnah, Bantah Tegas Tuduhan Pelecehan Pasca Video Pipi Balita Viral
Jumlah tersebut jelas menimbulkan kecurigaan, karena tidak sesuai dengan prosedur adopsi resmi yang diatur negara.
Penyelidikan kepolisian kemudian mengungkap rangkaian perpindahan Bilqis dari tangan pelaku pertama, Sri Yuliana alias Ana (30), yang menculik korban di Taman Pakui Sayang pada 2 November 2025, hingga ke sejumlah daerah lain.
Ana diketahui menerima Rp3 juta melalui transfer dua tahap sebagai imbalan awal.
Perjalanan Bilqis berlanjut ke Yogyakarta dan kemudian ke Jambi, hingga akhirnya pasangan Adefrianto Syahputra (36) dan Mery Ana (42) menyerahkannya kembali kepada seseorang di Desa Mentawak, Kabupaten Merangin, dengan nilai transaksi mencapai Rp80 juta.
Bukti transfer terkait nominal tersebut kini telah diamankan penyidik sebagai barang bukti.
Baca Juga: Biqis Ramdhani Siapa dan Umur Berapa? Viral Balita yang Hilang di Makassar Kini Ditemukan di Jambi
Tim gabungan Polrestabes Makassar, Polda Jambi, dan Polres Kerinci berhasil menelusuri jejak perpindahan Bilqis dan menemukannya dalam kondisi selamat di pedalaman Merangin, Jambi.
Bocah tersebut kemudian menjalani pemeriksaan medis serta pendampingan psikologis sebelum dipulangkan ke Makassar.
Suasana haru pecah ketika Bilqis akhirnya dipertemukan kembali dengan keluarganya di Mapolrestabes Makassar pada Minggu, 9 November 2025.
Sang ayah, Dwi Nurmas, memeluk erat putrinya yang telah menghilang selama hampir sepekan.
Saat ini, pihak kepolisian masih mendalami keterlibatan jaringan yang lebih luas, mengingat adanya indikasi kuat praktik perdagangan anak yang terorganisasi.
