Ketahanan Pangan Kunci Kekuatan Bangsa

Sabtu 08 Nov 2025, 08:16 WIB
Suasana kegiatan Penguatan Para Peserta DIKTUKPA TNI AD di Markas Besar Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat (SECAPA AD) Bandung, Sabtu 8 November 2025. (Sumber: Poskota/Gatot Poedji Utomo)

Suasana kegiatan Penguatan Para Peserta DIKTUKPA TNI AD di Markas Besar Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat (SECAPA AD) Bandung, Sabtu 8 November 2025. (Sumber: Poskota/Gatot Poedji Utomo)

BANDUNG, POSKOTA.CO.ID – Isu ketahanan pangan kini bukan cuma urusan dapur masyarakat, tapi juga menyangkut pertahanan nasional dan stabilitas negara.

Demikian disampaikan Asisten Penasihat Presiden Bidang Pertahanan Nasional, Prof. Achmad Tjachja Nugraha, dalam kegiatan Penguatan Para Peserta DIKTUKPA TNI AD di Markas Besar Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat (SECAPA AD) Bandung, Sabtu 8 November 2025.

Achmad menegaskan, seluruh elemen bangsa harus ikut memperkuat sektor pertanian agar Indonesia mampu mewujudkan kemandirian pangan.

"Pertanian yang kuat akan melahirkan bangsa yang mandiri dan tangguh. Ini bukan hanya soal pangan, tapi juga soal pertahanan negara," kata Achmad kepada Poskota, di Bandung, 8 November 2025.

Baca Juga: Masih Berduka, Keluarga Korban Kerangka di Kwitang Belum Putuskan Langkah Hukum

Menurut dia, peningkatan kemampuan personel TNI AD di bidang pertanian dapat menjadi kekuatan baru dalam mempercepat tercapainya Asta Cita Presiden RI, terutama dalam upaya swasembada pangan nasional. Ia menilai, kehadiran Babinsa di tengah masyarakat merupakan ujung tombak yang strategis dalam mengenali potensi komoditas lokal di setiap desa.

"Mereka bisa membantu petani mengenali potensi lahan, tanaman unggulan, dan strategi penguatan pangan desa. Tentunya ini akan menjadi kekuatan besar kalau dikelola dengan baik," ungkapnya.

Dia pun mengingatkan, krisis pangan global dan perubahan iklim menjadi ancaman nyata. Oleh sebab itu, Achmad menekankan pentingnya membangun sistem pangan nasional yang tangguh dan berkelanjutan.

"Intinya kemandirian pangan adalah benteng pertahanan dari ketergantungan impor," tuturnya.

Sementara itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2024, impor beras Indonesia naik 165,27 persen, gandum 35,31 persen, tepung gandum 14,43 persen, dan gula 0,66 persen.

"Angka ini alarm keras bagi kita semua untuk segera mempercepat swasembada pangan nasional melalui modernisasi pertanian," ujarnya.


Berita Terkait


News Update