Baca Juga: Siswa Diduga Terlibat Ledakan di SMAN 72 Jakarta
Ia menjelaskan, ketahanan pangan bertumpu pada empat pilar yakni, ketersediaan, akses, pemanfaatan, dan stabilitas pasokan. "Keempatnya harus berjalan seimbang agar rakyat memiliki akses pangan yang berkelanjutan," tambahnya.
Sebagai Ketua Umum Keluarga Alumni Sosial Ekonomi Pertanian Agribisnis Indonesia (KASAI), Acmad menilai kolaborasi antara sektor pertanian dan pertahanan sangat dibutuhkan. Terlebih, pertanian itu penyerap tenaga kerja terbesar.
"Ada sekitar 28-30 persen, dan penyumbang 11-13 persen terhadap PDB nasional," paparnya.
Ia menyebutkan, hasil pertanian berpotensi menyumbang devisa negara antara Rp500 hingga Rp600 triliun per tahun. Pemerintah pun menargetkan pertumbuhan PDB sektor pertanian sebesar 4 persen melalui Blueprint Kementerian Pertanian 2024-2029.
Program prioritasnya, lanjut dia, meliputi optimalisasi lahan, penggunaan benih unggul, pencetakan sawah baru, hingga pelatihan bagi petani milenial dan Gen Z.
"Kami juga dorong pengembangan komoditas ekspor, peningkatan produksi susu bergizi, dan pekarangan pangan sehat," ucapnya.
Sementara itu, Achmad mengapresiasi langkah SECAPA TNI AD yang menggelar workshop pertanian sederhana dan produktif. Menurutnya, langkah ini nyata. Pendampingan Babinsa kepada petani bisa mempercepat tercapainya swasembada pangan nasional.
"Dari tanah yang subur lahir kemandirian bangsa, dan dari kemandirian itu tumbuh pertahanan yang kuat," kata Achmad.
Acara tersebut juga dihadiri Wadan SECAPA TNI AD Brigjen Ayi Lesmana, yang menyatakan dukungannya terhadap kolaborasi penguatan kapasitas personel TNI AD di sektor pertanian nasional.
