Sementara itu, ia menegaskan, Pemerintah Kota Bogor sedang menyusun Perwali terkait HIV/AIDS sebagai salah satu pedoman untuk memberikan arah dan kepastian dalam pelaksanaan program penanggulangan di tingkat daerah.
"Sedangkan upaya pencegahan HIV yang dilakukan pada kelompok remaja yaitu memberikan edukasi dan sosialisasi mengenai HIV ke sekolah-sekolah yang ada di Kota Bogor. Membentuk Duta HIV di kalangan pelajar SMA sederajat dimana para pelajar berperan sebagai konselor sebaya dan bertugas untuk menyebarluaskan informasi mengenai pencegahan HIV/AIDS kepada teman-teman mereka di sekolah masing-masing," tuturnya.
Menurut Sri mobilitas dan dinamika sosial masyarakat menjadi risiko penularan HIV dan masih menjadi tantangan kesehatan masyarakat yang perlu direspons secara terpadu. Ia menyebutkan jumlah kasus HIV yang terus bertambah bisa membawa dampak buruk yang tidak hanya bagi individu yang terinfeksi, tetapi juga terhadap keluarga dan masyarakat.
"Tantangan terbesar dalam menangani penyakit HIV di wilayah Kota Bogor ialah pengetahuan dan kesadaran masyarakat terkait HIV yang masih rendah, stigma dan diskriminasi sosial, tantangan psikologis dan sosial pada Orang Dengan HIV (ODHIV), Pemantauan ODHIV yang berdomisili di luar Kota Bogor, keterbatasan pendanaan dan tantangan kolaborasi dari berbagai pihak," kata dia.
Sementara, tambah Sri tantangan penanganan HIV pada kelompok remaja, di antaranya yaitu kurangnya pengetahuan tentang HIV dan edukasi seksual di kalangan remaja. Pengaruh teman sebaya dan lingkungan, kemudahan mengakses konten pornografi tanpa edukasi seksual yang sehat di internet dan kurangnya pengawasan orang tua.
Baca Juga: Barongsai hingga Drumband Warnai CFD Jalan Tegar Beriman Bogor
"Dalam upaya bersama memutus mata rantai penularan HIV dihimbau kepada seluruh warga Kota Bogor untuk dapat menjalani hidup sehat dan menghindari perilaku seksual bebas, melakukan tes HIV secara sukarela terutama bagi yang aktif secara seksual," tutur dia.
"Mendukung ODHIV secara sosial dan emosional dengan tidak mengucilkan, kepada para orang tua dapat mengajarkan anak-anak dan remaja tentang pentingnya menjaga kesehatan reproduksi, membangun komunikasi terbuka dengan anak mengenai seksualitas dan bahaya HIV," katanya menambahkan.
Lebih lanjut, ia berharap masyarakat memahami penularan, pencegahan, tes secara rutin, hingga diskriminasi dikikis, sehingga penularan virus HIV dapat ditekan. (Heri)
