Dinkes Temukan 285 Kasus HIV di Kota Bogor

Minggu 02 Nov 2025, 13:25 WIB
Dinkes Kota Bogor menemukan 285 kasus HIV pada Januari-September 2025. (Sumber: Dok. Istimewa)

Dinkes Kota Bogor menemukan 285 kasus HIV pada Januari-September 2025. (Sumber: Dok. Istimewa)

BOGOR, POSKOTA.CO.ID - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor menemukan 285 kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) pada Januari hingga September 2025.

"Adapun jumlah kasus HIV baru yang ditemukan di tahun 2025 pada bulan Januari hingga September sebanyak 285 kasus dan jumlah kasus AIDS sebanyak 108 kasus. Berdasarkan kategori usia, kasus HIV baru terbanyak di kelompok usia produktif yaitu usia 25 hingga 49 tahun atau 62 persen," kata Kepala Dinkes Kota Bogor, Sri Nowo Retno saat rapat bersama institusi kesehatan.

Sri menuturkan, kasus HIV mayoritas diidap pria. Sementara itu, usia remaja pengidap HIV berada pada rentan umur 15-19 tahun.

"Selain itu kasus baru HIV pada kelompok usia remaja 15 hingga 19 tahun ditemukan sebanyak 18 kasus. Berdasarkan kategori jenis kelamin kasus HIV baru lebih banyak ditemukan pada laki-laki yaitu 82 persen dibandingkan pada jenis kelamin perempuan sebesar 18 persen," ucap dia.

Baca Juga: Gegara Bensin Ecaran, 4 Kios di Bogor Terbakar

Ia menjelaskan, kasus HIV/AIDS di Kota Bogor memiliki angka bervariasi setiap tahun. Menurutnya, jumlah kasus berkurang pada 2025 daripada tahun sebelumnya.

"Berdasarkan data analisa situasi HIV menunjukkan kasus HIV masih ditemukan di Kota Bogor dengan tren yang bervariasi tiap tahun. Data menunjukan jumlah kasus HIV baru pada tahun 2024 ditemukan sebanyak 411 kasus dan jumlah kasus AIDS sebanyak 151 kasus," tuturnya.

Ia menegaskan, pihaknya terus memperkuat upaya penanggulangan HIV/AIDS. Berbagai langkah telah dilakukan seperti dengan fokus pada peningkatan kesadaran masyarakat, perluasan layanan deteksi dini, serta penguatan kolaborasi lintas sektor.

Selain itu, jaringan layanan kesehatan penanganan HIV diperkuat, mmulai fasilitas pemeriksaan, konseling, layanan pengobatan di seluruh fasilitas kesehatan.

Baca Juga: Jalan Tegar Beriman Bogor Berpotensi Ditutup Total untuk CFD Pekan Depan

"Upaya pencegahan HIV yang dilakukan di Kota Bogor yaitu melaksanakan sosialisasi dan edukasi pada kelompok rentan. Pemeriksaan HIV pada kelompok sasaran dan beresiko, perluasan layanan tes HIV dan pengobatan, pemeriksaan Triple Eliminasi pada seluruh ibu hamil serta peningkatan kapasitas petugas kesehatan," katanya.

Sementara itu, ia menegaskan, Pemerintah Kota Bogor sedang menyusun Perwali terkait HIV/AIDS sebagai salah satu pedoman untuk memberikan arah dan kepastian dalam pelaksanaan program penanggulangan di tingkat daerah.

"Sedangkan upaya pencegahan HIV yang dilakukan pada kelompok remaja yaitu memberikan edukasi dan sosialisasi mengenai HIV ke sekolah-sekolah yang ada di Kota Bogor. Membentuk Duta HIV di kalangan pelajar SMA sederajat dimana para pelajar berperan sebagai konselor sebaya dan bertugas untuk menyebarluaskan informasi mengenai pencegahan HIV/AIDS kepada teman-teman mereka di sekolah masing-masing," tuturnya.

Menurut Sri mobilitas dan dinamika sosial masyarakat menjadi risiko penularan HIV dan masih menjadi tantangan kesehatan masyarakat yang perlu direspons secara terpadu. Ia menyebutkan jumlah kasus HIV yang terus bertambah bisa membawa dampak buruk yang tidak hanya bagi individu yang terinfeksi, tetapi juga terhadap keluarga dan masyarakat.

"Tantangan terbesar dalam menangani penyakit HIV di wilayah Kota Bogor ialah pengetahuan dan kesadaran masyarakat terkait HIV yang masih rendah, stigma dan diskriminasi sosial, tantangan psikologis dan sosial pada Orang Dengan HIV (ODHIV), Pemantauan ODHIV yang berdomisili di luar Kota Bogor, keterbatasan pendanaan dan tantangan kolaborasi dari berbagai pihak," kata dia.

Sementara, tambah Sri tantangan penanganan HIV pada kelompok remaja, di antaranya yaitu kurangnya pengetahuan tentang HIV dan edukasi seksual di kalangan remaja. Pengaruh teman sebaya dan lingkungan, kemudahan mengakses konten pornografi tanpa edukasi seksual yang sehat di internet dan kurangnya pengawasan orang tua.

Baca Juga: Barongsai hingga Drumband Warnai CFD Jalan Tegar Beriman Bogor

"Dalam upaya bersama memutus mata rantai penularan HIV dihimbau kepada seluruh warga Kota Bogor untuk dapat menjalani hidup sehat dan menghindari perilaku seksual bebas, melakukan tes HIV secara sukarela terutama bagi yang aktif secara seksual," tutur dia.

"Mendukung ODHIV secara sosial dan emosional dengan tidak mengucilkan, kepada para orang tua dapat mengajarkan anak-anak dan remaja tentang pentingnya menjaga kesehatan reproduksi, membangun komunikasi terbuka dengan anak mengenai seksualitas dan bahaya HIV," katanya menambahkan.

Lebih lanjut, ia berharap masyarakat memahami penularan, pencegahan, tes secara rutin, hingga diskriminasi dikikis, sehingga penularan virus HIV dapat ditekan. (Heri)


Berita Terkait


News Update