BOGOR, POSKOTA.CO.ID - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor menemukan 285 kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) pada Januari hingga September 2025.
"Adapun jumlah kasus HIV baru yang ditemukan di tahun 2025 pada bulan Januari hingga September sebanyak 285 kasus dan jumlah kasus AIDS sebanyak 108 kasus. Berdasarkan kategori usia, kasus HIV baru terbanyak di kelompok usia produktif yaitu usia 25 hingga 49 tahun atau 62 persen," kata Kepala Dinkes Kota Bogor, Sri Nowo Retno saat rapat bersama institusi kesehatan.
Sri menuturkan, kasus HIV mayoritas diidap pria. Sementara itu, usia remaja pengidap HIV berada pada rentan umur 15-19 tahun.
"Selain itu kasus baru HIV pada kelompok usia remaja 15 hingga 19 tahun ditemukan sebanyak 18 kasus. Berdasarkan kategori jenis kelamin kasus HIV baru lebih banyak ditemukan pada laki-laki yaitu 82 persen dibandingkan pada jenis kelamin perempuan sebesar 18 persen," ucap dia.
Baca Juga: Gegara Bensin Ecaran, 4 Kios di Bogor Terbakar
Ia menjelaskan, kasus HIV/AIDS di Kota Bogor memiliki angka bervariasi setiap tahun. Menurutnya, jumlah kasus berkurang pada 2025 daripada tahun sebelumnya.
"Berdasarkan data analisa situasi HIV menunjukkan kasus HIV masih ditemukan di Kota Bogor dengan tren yang bervariasi tiap tahun. Data menunjukan jumlah kasus HIV baru pada tahun 2024 ditemukan sebanyak 411 kasus dan jumlah kasus AIDS sebanyak 151 kasus," tuturnya.
Ia menegaskan, pihaknya terus memperkuat upaya penanggulangan HIV/AIDS. Berbagai langkah telah dilakukan seperti dengan fokus pada peningkatan kesadaran masyarakat, perluasan layanan deteksi dini, serta penguatan kolaborasi lintas sektor.
Selain itu, jaringan layanan kesehatan penanganan HIV diperkuat, mmulai fasilitas pemeriksaan, konseling, layanan pengobatan di seluruh fasilitas kesehatan.
Baca Juga: Jalan Tegar Beriman Bogor Berpotensi Ditutup Total untuk CFD Pekan Depan
"Upaya pencegahan HIV yang dilakukan di Kota Bogor yaitu melaksanakan sosialisasi dan edukasi pada kelompok rentan. Pemeriksaan HIV pada kelompok sasaran dan beresiko, perluasan layanan tes HIV dan pengobatan, pemeriksaan Triple Eliminasi pada seluruh ibu hamil serta peningkatan kapasitas petugas kesehatan," katanya.
