Kriminolog UI Pertanyakan Efektivitas 'Kampung Redam' Redam Konflik di Manggarai, Butuh Pendekatan Struktural dan Sosial

Kamis 30 Okt 2025, 19:58 WIB
Ilustrasi tawuran. (Sumber: Poskota/Arif)

Ilustrasi tawuran. (Sumber: Poskota/Arif)

Lebih lanjut, Haniva mengatakan, keberhasilan program sangat bergantung pada dukungan struktural, seperti perbaikan ekonomi lokal dan penataan lingkungan fisik. Ia menegaskan bahwa jika pendekatannya hanya mengandalkan dialog dan kegiatan keagamaan tanpa disertai perbaikan ekonomi serta lingkungan fisik, maka risiko masyarakat kembali pada kebiasaan lama masih besar.

Haniva juga menyoroti belum adanya data empiris yang menunjukkan penurunan signifikan jumlah tawuran setelah program dijalankan. Ia menilai, masih dibutuhkan waktu dan data evaluatif agar efektivitas program dapat dinilai secara objektif.

Kata dia, dari sudut pandang kriminologi, Kampung Redam merupakan langkah strategis dan relevan karena menggabungkan pendekatan situasional, struktural, dan kultural dalam pencegahan konflik kolektif.

"Namun efektivitas program baru dapat dinilai apabila tersedia data awal dan evaluasi berkala seperti jumlah tawuran per tahun, penyerapan tenaga kerja, dan persepsi warga," jelas Haniva.

Baca Juga: Budayawan Betawi Nilai Program Kampung Redam di Manggarai Perlu Kajian Sosial

Haniva mengatakan, dukungan kebijakan dan pendanaan jangka panjang juga diperlukan untuk memperkuat aspek ekonomi, sosial, dan infrastruktur. Kolaborasi lintas lembaga antara pemerintah daerah, kepolisian, dan tokoh masyarakat menjadi kunci keberlanjutan. Ia juga mendorong agar Program Kampung Redam dilengkapi dengan komponen monitoring dan evaluasi yang jelas.

"Pendekatan berbasis keluarga dan pengasuhan, serta pemberdayaan pemuda melalui kegiatan ekonomi dan sosial yang produktif," kata Haniva.

Selanjutnya, penataan ruang publik yang aman, pencahayaan yang memadai, penggunaan CCTV, serta penyediaan fasilitas olahraga juga perlu diperhatikan sebagai bagian dari strategi pencegahan situasional. Ia menegaskan bahwa masyarakat perlu diberi ruang untuk berinteraksi secara positif dan merasa memiliki lingkungan yang aman.

"Dengan demikian, konflik yang selama ini berulang dapat bertransformasi menjadi kerja sama sosial yang memperkuat kohesi warga di Manggarai," ucap Haniva.


Berita Terkait


News Update