Ia menjelaskan, banyak warga Jakarta yang masih berpenghasilan di bawah UMR Jakarta yang kini mencapai Rp5,39 juta per bulan.
"Mayoritas dari kita masih ada yang di bawah UMR Jakarta yang saat ini bahkan tidak sedikit juga kita yang punya penghasilan dibawah Rp4 juta per bulannya," kata Michelle.
"Di saat banyaknya PHK massal dan gaji yang tidak sesuai upah, menaikkan tarif TransJakarta akan semakin memberatkan kita," lanjutnya.
Michelle juga menyoroti kualitas layanan yang menurutnya masih perlu banyak perbaikan.
Ia meminta Pemprov DKI dan PT TransJakarta untuk memperbanyak armada bus agar waktu tunggu tidak terlalu lama.
"Perbanyak Armada bus TransJakarta. Kita ini penduduk yang mayoritas menggunakan transportasi umum, jadi akan sangat lebih baik jika hal tersebut diutamakan," ungkapnya.
Selain itu, ia menilai sistem tapping in dan tapping out yang digunakan TransJakarta belum sepenuhnya terintegrasi, sehingga perlu dibenahi sebelum berbicara soal tarif baru.
"Terutama sistem tapping in dan tapping out yang hingga saat ini belum sepenuhnya terintegrasi. Naik harga TJ juga harus dibarengi dengan berkualitasnya TJ untuk pengguna masyarakat," ujar dia.
Jika kebijakan kenaikan tarif benar-benar diberlakukan, Michelle dengan tegas menyebut tidak akan lagi menggunakan TransJakarta sebagai moda utama transportasi hariannya.
"Saya sih lebih pilih menggunakan transportasi lain yang lebih memadai, ketimbang Tj jika beneran naik tarifnya," ungkapnya. (cr-4)
