Link Petisi Batalkan TKA 2025 Viral, Apa Isinya? Siswa Protes Kebijakan Ujian Nasional

Selasa 28 Okt 2025, 15:04 WIB
Link petisi batalkan TKA 2025. (Sumber: Website/https://www.change.org/p/batalkan-pelaksanaan-tka-2025)

Link petisi batalkan TKA 2025. (Sumber: Website/https://www.change.org/p/batalkan-pelaksanaan-tka-2025)

POSKOTA.CO.ID - Tes Kemampuan Akademik (TKA) yang akan segera dilaksanakan untuk jenjang SMA/MA, SMK/MAK/SMALB, Paket C/PKPPS Ulya, dan sederajat tengah menjadi sorotan.

TKA sendiri merupakan ujian standar nasional yang dirancang untuk menilai capaian akademik siswa secara objektif dan setara, sehingga hasilnya dapat digunakan sebagai tolok ukur kemampuan siswa di berbagai sekolah di Indonesia.

Meski memiliki tujuan yang jelas, ujian ini justru menimbulkan kontroversi di kalangan pelajar, hingga memicu munculnya petisi daring untuk membatalkan pelaksanaan TKA 2025.

Petisi yang viral ini dibuat oleh akun Siswa Agit di platform Change.org pada 26 Oktober 2025.

Dalam petisi tersebut, Siswa Agit menjelaskan latar belakang sampai munculnya petisi yang kini ramai diperbincangkan.

Petisi ini memuat keluhan siswa terkait waktu persiapan singkat, ketidakpastian kisi-kisi, serta tekanan mental yang muncul akibat pelaksanaan TKA mendadak.

Lantas, apa isi lengkap petisi batalkan pelaksanaan TKA 2025 yang menjadi sorotan tersebut?

Baca Juga: Pengamat Ingatkan Proyek Wisata Air Kalimalang Harus Diimbangi Tata Kelola Transportasi dan Parkir yang Baik

Apa Isi Petisi Batalkan TKA 2025?

Dalam penjelasannya, Siswa Agit menuturkan keresahan yang dialami dirinya dan teman-temannya.

“Sebagai salah satu dari banyak siswa yang akan menghadapi TKA 2025, saya, bersama teman-teman seangkatan, merasakan keprihatinan yang mendalam,” jelas Siswa Agit dikutip dari laman Change.org.

Siswa Agit memaparkan, pelaksanaan TKA 2025 menimbulkan banyak masalah administratif dan teknis.

Pengesahan TKA dilakukan secara mendadak tanpa pemberitahuan memadai. Penetapan kisi-kisi yang terlambat juga menyulitkan siswa dan guru melakukan persiapan optimal.

“Dari 14 Juli hingga 3 November, para guru dan murid hanya memiliki waktu tersisa 112 hari alias sekitar 3,5 bulan,” tulisnya.

Siswa Agit menambahkan, Pusat Asesmen Pendidikan (Pusmendik) Kemendikdasmen baru memulai Simulasi TKA Online untuk jenjang SMA/MA/SMK/MAK dan sederajat secara resmi pada 6 Oktober 2025.

Guru-guru bimbel telah mencoba membuat perkiraan soal sejak bulan Juli, namun perkiraan tersebut ternyata tidak akurat, bahkan jika dibandingkan dengan perkiraan resmi Pusmendik.

“Akibatnya, perkiraan soal baru dirancang kembali setelah simulasi TKA online pertama,” tambahnya.

Selain itu, jadwal kelas 12 yang padat, termasuk ujian praktik dan kegiatan sekolah lain, membuat siswa kesulitan menyiapkan diri secara maksimal.

“Waktu persiapan yang sangat singkat akibat jadwal kelas 12 yang padat hanya menambah tantangan yang kami hadapi,” tulis Siswa Agit.

Menurut dia, cakupan materi TKA terlalu luas, sehingga sulit bagi siswa untuk memperkirakan jenis soal yang akan muncul.

Ketidakjelasan ini menambah tekanan mental, terlebih beberapa sekolah tidak memberikan dukungan atau fasilitas belajar yang memadai.

Siswa Agit menilai, penggunaan Kurikulum Merdeka dan pelaksanaan TKA kurang tepat karena beberapa guru belum maksimal dalam mengajar.

“Bayangkan, betapa sulitnya bagi beberapa dari kami yang tidak mampu membayar guru bimbel,” tulis Siswa Agit.

Petisi ini menegaskan bahwa TKA, dalam pelaksanaannya, justru menambah beban siswa daripada memberi manfaat evaluasi yang adil.

Baca Juga: Pemprov Jakarta Targetkan Pembentukan 1.060 Kampung Siaga TBC pada 2026

Link Petisi Batalkan TKA 2025

Bagi yang ingin membaca lebih lengkap isi petisi batalkan TKA 2025 atau ikut menandatangani petisi, akses tautan resminya di bawah ini.

Link Petisi Batalkan TKA 2025


Berita Terkait


News Update