“Saya masuk di hari Sabtu malam lewat IGD, lalu oleh pihak rumah sakit disarankan untuk rawat inap. Alhamdulillah juga, kalau saya pikir pelayanan BPJS Kesehatan di RS St. Carolus ini cukup bagus. Paramedis juga sangat ramah dan merangkul, tidak ada perbedaan sama sekali antara pengguna BPJS Kesehatan atau berobat secara pribadi,” tuturnya.
Lebih lanjut, ia juga menceritakan proses administrasi selama perawatan pun sangat mudah berkat sistem digitalisasi yang sudah diterapkan. Menurutnya, kemudhana itu merupakan bukti nyata BPJS Kesehatan terus melakukan inovasi dan perbaikan dalam memberikan pelayanan terbaik bagi peserta.
“Kebetulan saat itu saya sedang di tempat tidur, jadi administrasi diurus oleh istri saya. Istri saya memberitahu bahwa tidak diperlukan lagi fotokopi dokumen apa pun, cukup menyebutkan Nomor Induk Kependudukan (NIK) saja karena semua sudah terintegrasi, sekarang semuanya serba cepat dan praktis. Ini sangat membantu, terutama untuk peserta yang sedang sakit dan tidak bisa banyak bergerak,” ujar dia.
Banu menyampaikan apresiasi tinggi kepada BPJS Kesehatan atas manfaat besar yang telah ia rasakan. Ia menilai, program JKN merupakan bentuk nyata dari gotong royong masyarakat Indonesia dalam menjamin akses layanan kesehatan yang adil dan menyeluruh.
“Buat saya ini sangat berguna, jadi saya sangat merekomendasikan kepada masyarakat luas untuk menjadi peserta JKN. Kita tidak pernah tahu kapan sakit datang, jadi lebih baik sudah terlindungi sejak dini,” ucapnya.
Baca Juga: Cara Klaim Dana JHT BPJS Ketenagakerjaan, Cairkan hingga Rp15 Juta Lewat Aplikasi JMO
Melalui kisah Banu, terlihat bagaimana program JKN telah memberikan rasa aman dan kemudahan bagi pesertanya. Tidak hanya dari sisi pembiayaan, tetapi juga dari kemudahan akses layanan dan kualitas pelayanan kesehatan yang setara bagi seluruh peserta.
