Obrolan Warteg: Jadi Beban, Pinggirkan

Rabu 22 Okt 2025, 06:24 WIB
Ilustrasi obrolan warteg: Tiga sahabat berbincang santai sambil makan di warteg, membahas pentingnya menyingkirkan beban demi kemajuan — menggambarkan kritik terhadap menteri yang dinilai tidak efektif. (Sumber: Poskota/Arif Setiadi)

Ilustrasi obrolan warteg: Tiga sahabat berbincang santai sambil makan di warteg, membahas pentingnya menyingkirkan beban demi kemajuan — menggambarkan kritik terhadap menteri yang dinilai tidak efektif. (Sumber: Poskota/Arif Setiadi)

Baca Juga: Obrolan Warteg: Kepentingan Nasional yang Utama

“Jangan sampai program prioritas yang menjadi kebutuhan rakyat, terlambat dieksekusi. Giliran cepat dieksekusi, keliru, salah sasaran. Ini kan bisa repot,” kata Heri.

“Satu tahun cukup sudah untuk mengevaluasi, mana yang baik dan benar, mana yang baik, tetapi kurang benar. Mana pula yang buruk dan tidak benar. Mana juga yang belum terlihat karya nyata memajukan bangsa,” urai Yudi.

“Tetapi reshuffle kabinet itu kan hak prerogatif presiden,” kata Heri.

“Itu tidak terbantahkan, tetapi diyakini presiden sangat memperhatikan suara rakyat demi perbaikan. Karenanya berbagai masukan dan usulan akan menjadi kajian dan bahan pertimbangan,” kata mas Bro.

“Sudah banyak contohnya, banyak kebijakan yang telah digulirkan oleh menterinya, akhirnya dibatalkan, setelah mendengar suara rakyat,” kata Heri.

“Karena rakyat yang merasakan langsung dampak dari kebijakan yang kurang tepat,” kata Yudi.

“Soal reshuffle, tidak reshuffle, kita tunggu saja, tentu yang terbaik bagi rakyat menjadi menu utama,” ujar mas Bro. (Joko Lestari).


Berita Terkait


News Update