TAMBUN UTARA, POSKOTA.CO.ID - Patung ikan gabus sepanjang lima meter yang berdiri di depan exit Tol Gabus, Desa Srijaya, Kecamatan Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, mendadak viral di media sosial.
Patung ikan gabus berbobot 40 kilogram hasil kreasi Drahim Sada tersebut, terbuat dari terpal dan bambu. Karya sederhana itu kini menjadi perhatian publik. Drahim membuat patung ikan gabus, hanya dalam waktu satu minggu.
Anggota Dewan Kebudayaan Kabupaten Bekasi itu, merogoh kocek pribadi senilai Rp2,5 juta untuk merealisasikan ide membuat patung ikan gabus. Awalnya patung ikan gabus itu, dibuat untuk memeriahkan Festival Kali Gabus pada Agustus 2025.
Namun, siapa sangka, karya itu justru menuai perhatian luas dan mengundang banyak komentar dari masyarakat. Drahim pun berharap agar pemerintah daerah bisa menindaklanjuti gagasannya dengan membangun tugu ikan gabus permanen yang lebih kokoh dan representatif.
“Syukur kalau pemerintah desa, kecamatan, atau khususnya Pemerintah Kabupaten Bekasi bisa buat yang lebih bagus lagi. Bangun tugu golok dan ikan gabus yang lebih baik karena itu lambang khas Bekasi, punya makna tersendiri,” ujar Drahim, Minggu, 19 Oktober 2025.
Baca Juga: Patung Ikan Gabus Viral di Tambun Utara Ternyata Boneka Festival, bukan Tugu Permanen
Sebagai seniman dan penggiat budaya Bekasi, Drahim menginginkan agar ikon-ikon lokal seperti ikan gabus dan golok khas Bekasi bisa hadir di berbagai sudut kota, terutama di pintu-pintu masuk wilayah Bekasi.
“Saya berharap ke depan pemerintah bisa membangun di setiap sudut, kalau perlu sepanjang pintu masuk tol Gabus ada semacam ikon golok di pinggir jalan. Saya juga ingin tugu ikan gabus bisa dibangun lebih bagus dari boneka yang saya buat ini,” katanya.

Drahim mengaku, tidak menyangka patung kreasinya bisa viral di media sosial dan menjadi perbincangan publik.
Meski banyak yang menganggap tampilannya kontroversial dan unik, ia menilai hal itu justru menjadi pemantik perhatian agar pemerintah mau menindaklanjuti ide tersebut.
“Dengan viralnya boneka ikan gabus ini, semoga sampai ke telinga pemerintah. Kalau saya enggak buat seperti ini mungkin enggak akan viral. Sekarang tinggal pemerintah melanjutkan, bangun tugu yang sebaik-baiknya dari boneka yang saya buat,” ucapnya.
Ia juga mengungkapkan, sudah ada perhatian dari pihak pemerintah desa setempat terkait keberadaan patung tersebut.
“Kalau camatnya sih asik-asik aja dengan keberadaan patung tersebut. Semoga kepala desanya juga bisa bekerja sama untuk membangun tugunya,” harap Drahim.
Sementara itu, salah satu warga setempat, Dasman 46 tahun, turut mendukung gagasan tersebut. Ia menilai tugu permanen di kawasan Gabus bisa menjadi identitas sekaligus daya tarik bagi masyarakat luar untuk mengenal potensi budaya lokal.
“Saya senang dan sangat mendukung. Ini saja baru boneka, masyarakat sudah antusias. Ke depan, semoga pemerintah bisa lebih memperhatikan agar Kampung Gabus makin dikenal luas,” ujarnya.
Baca Juga: Pramono Segera Relokasi Patung Jenderal Sudirman
Sebelumnya, ramai komentar publik terkait keberadaan patung ikan Gabus tersebut. Bahkan, sempat diwarnai cibiran dan pertanyaan mengenai sumber dana pembuatan patung tersebut.
Sebab, tugu itu tampak ringan dan tidak terbuat dari beton, melainkan berdiri di atas tiang bambu yang terlihat bisa digerakkan. Namun, Drahim meluruskan kabar tersebut. Ia menegaskan bahwa patung ikan gabus itu bukan proyek pemerintah, melainkan murni hasil karyanya bersama seorang seniman lokal.
“Sebenarnya itu boneka yang saya buat untuk festival Kali Gabus di bulan Agustus kemarin. Bahan materialnya dari karpet dan bambu. Waktu pembuatannya juga cuma satu minggu bareng seniman dari Gabus. Untuk biayanya, saya keluarkan pribadi sebesar Rp2,5 juta,” ujar Drahim saat ditemui di kediamannya
Menurut Drahim, patung tersebut awalnya dibuat sebagai ikon Festival Kali Gabus, sebuah kegiatan budaya yang bertujuan memperkenalkan potensi daerah Bekasi.
Namun, setelah festival usai, Drahim berinisiatif memindahkan boneka itu ke depan exit Tol Gabus agar tidak rusak dan bisa menjadi penanda wilayah.
“Awalnya hanya untuk festival, tapi daripada rusak, saya pajang di depan gerbang tol biar jadi penanda wilayah Gabus,” tambahnya. (cr-3)