"Task Force ini untuk mendetailkan apa yang menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, apa yang menjadi tanggung jawab pemerintah pusat, dan kemudian space apa yang akan dibuka untuk keterlibatan swasta," kata Pramono.
Pramono menuturkan, pada tahap awal tahun 2026, Pemprov Jakarta akan fokus memperbaiki sarana dan prasarana dasar, seperti jalan, sungai, dan area pedestrian di sekitar kawasan Kota Tua.
"Dan yang paling utama adalah tentunya di tahun 2029 dan di tahun 2027, 2027 adalah 500 tahun Jakarta, 2029 MRT-nya sudah selesai sampai Kota Tua," ujarnya.
Baca Juga: Kumpulan Prompt Gemini AI untuk Foto Ala Potret di Kota Tua Eropa, Begini Caranya
Sehingga dengan demikian, dikatakan Pramono, kawasan kota tua dapat menjadi tempat dan hub baru bagi masyarakat Jakarta.
"Tetapi kita ingin juga secara khusus menarik turis-turis dari Eropa Barat, Eropa Timur, ya tentunya juga dari Asia, Jepang, China, dan sebagainya," ujar dia.
Sementara itu, Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani menyambut positif gagasan tersebut.
Ia menegaskan bahwa pemerintah pusat akan memberikan dukungan penuh terhadap rencana revitalisasi Kota Tua dan pemindahan IKJ.
“Keterlibatan kami dalam hal ini akan fully support, karena memang kalau kita lihat, ada beberapa gedung di sini yang dimiliki oleh BUMN contohnya dimiliki Mandiri, dimiliki PT Pos, dimiliki oleh PT KAI dan lain-lain,” kata Rosan.
Ia menambahkan, tahap awal akan difokuskan pada perbaikan gedung-gedung BUMN yang ada di kawasan tersebut, dengan tetap mengacu pada aturan pelestarian bangunan cagar budaya (heritage building).
"Kemudian kita tetap akan berkomunikasi, berkoordinasi, berkolaborasi terus, agar kedepannya apa nih yang akan direncanakan secara bersama-sama, itu bisa kita laksanakan sesuai dengan porsinya masing-masing," ujar Rosan.
Menurut Rosan, proyek revitalisasi Kota Tua merupakan kerja kolektif yang membutuhkan kolaborasi besar antara berbagai pihak, termasuk kementerian, dunia usaha, akademisi, dan pelaku ekonomi kreatif.