Kepala Pelaksana BPBD KBB, Asep Sehabudin, membenarkan adanya tambahan korban di hari kedua kasus keracunan massal ini.
Baca Juga: Sampah Menumpuk Dua Minggu di Kali Karangsatria, Air Meluap ke Rumah Warga
"Sampai jam sepuluh pagi, lebih dari 30 orang dari SMK dan SD. Data masih berubah karena korban terus berdatangan," kata Asep.
Ia menambahkan, gejala yang muncul belakangan disebabkan oleh perbedaan daya tahan tubuh masing-masing siswa. Menurutnya ini efek lanjutan dari makanan kemarin.
"Ada yang langsung bereaksi, ada yang baru terasa hari ini," ucapnya.
Untuk penanganan darurat, pihak sekolah menyiapkan sembilan ruangan di SMPN 1 Cisarua. Sementara korban yang butuh perawatan lebih lanjut dirujuk ke RSUD Lembang, RSUD Cibabat, dan RS Dustira.
Hingga Selasa malam, tercatat 182 siswa SMPN 1 Cisarua sempat menjadi korban keracunan makanan tersebut.
"Tidak ada penambahan dari SMPN 1, tapi memang ada yang masih dirawat di rumah sakit,” kata guru SMPN 1 Cisarua, Fakhmi Nurdiansyah, saat ditemui Poskota.
Petugas gabungan dari Dinas Kesehatan, BPBD, dan kepolisian kini masih menelusuri penyebab pasti keracunan massal yang diduga kuat berasal dari menu katering MBG tersebut. Sementara untuk data pasti, pihak sekolah masih dalam penghitungan. Informasi akan segera disampaikan apabila sudah mendapatkan data pasti.
"Mohon waktunya, pihak sekolah saat ini tengah fokus terhadap pengobatan para siswa yang terdampak," tuturnya.
