"Kalau mau jemur kadang gantian, hari ini saya, besok ibu itu, ya kita sama-sama lah, yang penting diinget-inget masing-masing pakaiannnya," tuturnya.
Rodiyah, 42 tahun, bahkan harus keluarga gang untuk mencari sinar matahari saat anaknya masih bayi. Hal itu dilakukan karena di gang rumahnya tidak terkena paparan sinar matahari.
"Ya kita alternatifnya paling keluar gang, cari matahari, misalnya mau jemur bayi,” ucapnya.
Ibu rumah tangga ini sudah sejak lahir tinggal di permukiman ini. Ia menyebut, sekarang kondisinya lebih baik ketimbang beberapa tahun yang lalu, tepatnya sebelum tahun 2020 atau sebelum Pandemi Covid-19.
“Sekarang udah mendingan, kalau dulu lebih parah, sekarang mendingan karena banyak kebakaran,” ucap dia.
Sementara itu, Pemkot Jakarta Barat melalui perangkat wilayah menggencarkan sosialisasi dan edukasi kepada warga Gang Venus terkait pentingnya sinar matahari untuk kesehatan.

Camat Tambora, Holi P Susanto mengatakan, perangkat daerah juga gencar melakukan sosialiasi terkait kasus kebakaran yang marak terjadi. Hal ini mengingat kawasan tersebut merupakan kawasan permukiman padat penduduk yang rawan kebakaran.
"Karena memang kawasannya padat ya, banyak kontrakan, banyak pengontrak juga di sana. Jadi kami gencarkan sosialisasi dan edukasi," jelad Holi.
Baca Juga: Cerita Warga Gang Venus Jakbar: Cari Sinar Matahari Harus Keluar
Holi memastikan perangkat daerah melakukan pemantauan terhadap warga khususnya yang tinggal di permukiman padat penduduk.
"Apalagi di kawasan Tambora bukan hanya di Gang Venus saja, tapi kawasan Tambora lain yang berada di permukiman padat, itu kami gencarkan sosialisasi dan edukasi kepada warga," jelas Holi.
Terpisah, Lurah Jembatan Besi, Arie Budiman menerangkan bahwa, berdasarkan data yang ia pegang, ada sebanyak 3 RT dari 15 RT di RW 03 yang memang minim cahaya matahari. Ketiga RT tersebut yakni RT 01, RT 02, dan RT 13.