DBH Jakarta Dipangkas, Senator Yakin Pramono Anung Bisa Hadapi Tantangan

Rabu 08 Okt 2025, 08:28 WIB
Anggota DPD RI asal Jakarta Fahira Idris meyakini Pramono Anung dapat menghadapi tantangan akibat pemangkasan DBH. (Sumber: Istimewa)

Anggota DPD RI asal Jakarta Fahira Idris meyakini Pramono Anung dapat menghadapi tantangan akibat pemangkasan DBH. (Sumber: Istimewa)

KEBAYORAN BARU, POSKOTA.CO.ID - Anggota DPD Jakarta Fahira Idris meyakini Gubernur Jakarta Pramono Anung mampu menghadapi tantangan besar akibat pemotongan atau pemangkasan DBH dari Pemerintah Pusat.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Jakarta yang seharusnya mencapai Rp 95 triliun turun menjadi Rp 79 triliun akibat dana DBH dipangkas Rp 15 triliun. 

"Saya yakin Pak Pramono dan jajaran Pemprov DKI mampu menjaga agar pemotongan Dana Bagi Hasil ini tidak menghambat jalannya program-program prioritas publik," ujar senator Jakarta tersebut, dalam keterangannya, dikutip, Rabu, 8 Oktober 2025.

Kendati ada pemotongan, Fahira menegaskan, masyarakat harus tetap mendapatkan hak atas pendidikan yang layak, layanan kesehatan yang baik, dan akses transportasi yang terjangkau. Karena memang  Jakarta memiliki kapasitas fiskal, kelembagaan, dan sumber daya manusia yang cukup kuat untuk beradaptasi.

Baca Juga: Polisi Pastikan Dentuman dan Cahaya di Langit Cirebon Bukan Meteor

Menurut Fahira Idris, langkah efisiensi dan realokasi anggaran yang dilakukan Pemprov Jakarta merupakan keputusan tepat.

Namun, dia menegaskan pentingnya kebijakan tersebut disertai inovasi pembiayaan dan tata kelola anggaran yang berorientasi hasil.

Menurutnya ada beberapa langkah strategis yang patut ditempuh agar program pembangunan tetap berjalan efektif meskipun fiskal daerah tertekan.

 "Pertama, lakukan prioritisasi berbasis dampak (impact-based budgeting). Setiap rupiah yang dikeluarkan harus diukur berdasarkan dampaknya terhadap kesejahteraan publik," ucap Fahira.

Fahira menyebutkan, belanja yang tidak memiliki multiplier effect signifikan perlu ditunda dulu. Kemudian dorong kolaborasi multi-pihak.

Pemprov Jakarta dapat menggandeng universitas, lembaga keuangan, dan sektor swasta untuk melakukan pendanaan campuran (blended finance) bagi program sosial dan infrastruktur.


Berita Terkait


News Update