"Saya akan mendalami ini dan mungkin pemerintah Jakarta harus hadir untuk membantu penanganan rumah-rumah yang sebagian terbakar," lanjutnya.
Terkait dokumen yang ikut hangus terbakar, Pramono memastikan hal itu tidak menjadi masalah besar.
"Jadi karena semua surat ini kan pemerintah Jakarta pasti punya file-nya. Karena ini programnya program Prona dulu, baik itu HGB maupun SHM-nya. Pasti nanti saya minta untuk mereka didampingi untuk surat-menyuratnya. Ada semua pasti," ujar dia.
Mengenai opsi relokasi sementara, keputusan akan diambil melalui koordinasi dinas terkait bersama warga terdampak.
Baca Juga: Update Kebakaran di Tamansari Jakbar: Hanguskan 400 Rumah, 1.129 Jiwa Terdampak
"Nanti biar dinas terkait berkoordinasi dengan para korban, ya. Karena memang ini kan baru satu-dua hari dan saya yakin bahwa mereka kebanyakan masih pengin tinggal di sini. Karena bagaimanapun mereka merasa ini menjadi bagian dari keluarganya," ungkap Pramono.
Ia menambahkan, warga yang ingin relokasi ke rumah susun tetap dimungkinkan.
"Ya, kalau (para korban) minta rusun tentunya sebenarnya lebih baik," ujarnya.
Pramono menegaskan, kondisi Tangki berbeda dengan kebakaran di lokasi lain karena sebagian besar warga memiliki bukti kepemilikan rumah.
"Jadi daerah ini berbeda dengan daerah lain. Yang kebakar selama ini kan tidak ada surat-suratnya. Kalau di sini hampir sebagian besar punya surat-surat. Dulu ada program Prona tahun 2018. Sehingga pasti mereka akan minta untuk bertahan di sini," katanya.
Pemprov juga menaruh perhatian khusus pada lansia dan balita korban kebakaran. Banyak warga yang mengeluhkan kebutuhan mendesak seperti popok bayi.
"Untuk balita yang terdampak, tadi saya sudah berkomunikasi. Sekarang sih, kalau sekarang sudah ada, ya. Kalau memang kemarin belum ada. Tapi untuk balita dan sebagainya, keluhan yang paling utama pampers, popok, dan sebagainya," ucapnya.