“Posisi anak itu, maaf pantat hingga kepala masuk ke dalam tabung, jadi seperti tertekuk,” ungkap Tesy. “Sehingga dia tidak bisa keluar. Proses evakuasi harus dilakukan hati-hati agar korban tidak terluka,” sambungnya.
Proses penyelamatan pun dilakukan dengan penuh kehati-hatian dan perhatian pada kondisi psikologis korban. “Prosesnya, kami angkat kaki dan tangan korban bersamaan, sambil menenangkan korban,” ujar Tesy.
Petugas terus menenangkan anak yang ketakutan dan menangis tersebut. Setelah melalui proses selama sekitar 10 menit, akhirnya bocah itu berhasil dikeluarkan dari mesin cuci dalam kondisi selamat tanpa mengalami cedera serius.
Baca Juga: Pemuda di Lebak Ditangkap Polisi Usai Jual Wanita di Bawah Umur ke Lelaki Hidung Belang
Peringatan untuk Orang Tua
Tesy Haryati mengingatkan agar insiden ini menjadi pelajaran berharga bagi semua orang tua. Ia menekankan pentingnya pengawasan ekstra terhadap anak-anak, terutama yang memiliki karakter aktif.
“Seperti mesin cuci bisa menjadi ancaman bila tidak diawasi penggunaannya, terutama bagi anak kecil,” terangnya. Peralatan rumah tangga yang tampak biasa saja bisa menyimpan potensi bahaya jika anak-anak bermain di dekatnya tanpa pengawasan.
Keberhasilan evakuasi ini kembali menunjukkan peran vital layanan darurat 112 dan kesigapan petugas dalam menangani keadaan darurat non-kebakaran. Kesiapan dan profesionalisme tim Damkar Depok berhasil mencegah insiden ini berakhir tragis.
