Omzet Warteg Turun Imbas Kenaikan Harga Cabai Keriting

Minggu 21 Sep 2025, 19:39 WIB
Pegawai Warteg Jaya Bahari di Meruya Selatan, Jakarta Barat, melayani pembeli, Minggu, 21 September 2025. (Sumber: POSKOTA | Foto: M Tegar Jihad)

Pegawai Warteg Jaya Bahari di Meruya Selatan, Jakarta Barat, melayani pembeli, Minggu, 21 September 2025. (Sumber: POSKOTA | Foto: M Tegar Jihad)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Kenaikan harga cabai merah keriting di sejumlah pasar tradisional Jakarta berdampak pada usaha kuliner, termasuk warung makan seperti warteg.

Candra 25 tahun, anak pemilik Warteg Jaya Bahari di kawasan Meruya Selatan, Jakarta Barat, mengungkapkan, bahwa omzet turun drastis dalam beberapa pekan terakhir.

Menurut Candra, harga cabai merah keriting yang biasanya stabil di kisaran Rp60.000 per kilogram kini meroket hingga Rp80.000 per kilogram di Pasar Induk Tangerang.

“Kita biasanya beli langsung 5 kilo sekali ambil. Kemarin di pasar induk sampai Rp80 ribu per kilo, padahal biasanya Rp60 ribu. Jadi naik Rp20 ribu per kilo,” ujar Candra kepada Poskota, Minggu, 21 September 2025.

Untuk menyiasati lonjakan harga, Candra mengaku, memilih mencampur cabai merah keriting dengan cabai jenis lain agar tetap bisa menyajikan sambal tanpa mengurangi rasa pedas.

“Kita mix cabai keriting dengan cabai rawit atau cabe hijau. Jadi sambal tetap pedas, tapi biaya produksi nggak terlalu berat,” kata Candra.

Baca Juga: Harga Cabai Merah Keriting di Pasar Tradisional Tembus Rp80 Ribu/Kg

Namun, persoalan utama bukan hanya cabai. Candra mengaku minyak goreng dengan merek langganannya Minyakita kini sulit dicari di pasaran.

“Biasanya kita pakai merk minyakkita yang harganya Rp15 ribu per liter. Sekarang minyak itu hilang, susah banget dicari. Akhirnya terpaksa pakai merek lain seperti Sanco yang harganya bisa Rp40 ribu per liter. Dua kali lipat lebih mahal,” katanya.

Kondisi ini berimbas pada pendapatan harian Warteg Jaya Bahari. Jika sebelumnya omzet stabil di kisaran Rp2 juta hingga Rp3 juta per hari, kini turun tajam.

“Sekarang sehari cuma dapat 1 juta lebih. Ya karena harga bahan-bahan naik, terutama cabai sama minyak itu langkah,” ungkapnya.

Meski demikian, harga bahan pangan lain di pasar relatif stabil, seperti ayam, jengkol, dan sayuran. Hanya saja, sempat ada lonjakan harga sawi hingga Rp30 ribu per kilogram pada minggu lalu, padahal sebelumnya hanya Rp15 ribu.

Candra berharap pasokan minyakkita dan harga cabai segera normal kembali, agar biaya operasional wartegnya bisa lebih terkendali.

“Pokoknya yang jadi masalah utama sekarang minyak goreng sama cabe. Kalau terus-terusan begini, berat buat kita,” kata dia.

Kenaikan harga cabai keriting, juga dikeluhkan oleh warga untuk keburuhan rumah tangga.

Baca Juga: Stabilkan Harga Bahan Pokok, Pemprov Jakarta Gelar Gerakan Pangan Murah

Abidah, 45 tahun, warga Kayu Tinggi, Jakarta Timur, mengaku terpaksa mengurangi pembelian cabai karena harganya semakin mahal.

Sebelumnya, dia dapat membeli cabai sebanyak setengah kilogram dengan harga Rp25 ribu. Namun, kini ia, hanya membeli seperempat kg dengan harga Rp20 ribu.

Sebab, kata Abidah, harga cabai merah keriting di pasar setengah kilogram menyentuh angka Rp40 ribu.

“Sekarang beli cabai keriting sudah nggak bisa banyak-banyak lagi. Biasanya saya beli setengah kilo 25 ribu, sekarang paling seperempat kilo 15 ribu, tadi nanya setengah kilo 40 kilogram mahal banget" ucap Abidah. (cr-4)


Berita Terkait


News Update