JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) Jakarta memantau kenaikan harga pangan yang terjadi di pasar tradisional sejak beberapa hari terakhir.
Kepala Dinas KPKP Jakarta, Hasudungan Sidabalok mengatakan, kenaikan sejumlah harga komoditas seperti cabai dan sayur disebabkan karena penurunan pasokan yang masuk ke Jakarta.
Penurunan pasokan disebut dampak adanya aksi mogok jalan dan demo para sopir ekspedisi di beberapa bagian wilayah Pulau Jawa, salah satunya Jawa Timur sebagai daerah penghasil cabai.
"Aksi ini merupakan bentuk penolakan sopir ekspedisi terhadap aturan Over Dimension, Over Loading (ODOL) yang berdampak pada kelancaran distribusi pasokan cabai ke DKI Jakarta dan berimbas pada naiknya harga cabai," kata Hasudungan melalui pesan, Senin, 23 Mei 2025.
Baca Juga: Harga Meroket, Pedagang Pasar Slipi Oplos Cabai Rawit Merah dengan Rawit Putih
Aksi ini merupakan bentuk penolakan sopir ekspedisi terhadap aturan ODOL yang berdampak pada kelancaran distribusi pasokan cabai ke Jakarta dan berimbas pada naiknya harga cabai.
"Selain itu kondisi cuaca hujan di daerah sentra yang mengakibatkan penurunan jumlah buruh petik yang memetik hasil panen serta penurunan mutu produk juga berpengaruh terhadap kenaikan harga cabai yang terjadi," ucap Hasudungan.
Upaya yang dilakukan oleh Pemprov Jakarta dalam mengatasi masalah ini yaitu dengan mengintensifkan komunikasi baik dengan Pemerintah Pusat maupun perwakilan asosiasi pedagang terkait permasalahan atau kendala yang terjad.
Selain itu, Dinas KPKP Jakarta juga melakukan monitoring perkembangan harga pangan secara berkala.
Baca Juga: Faktor Cuaca Picu Kenaikan Harga Cabai dan Sayur di Pasar Tradisional
"Pemprov DKI Jakarta juga terus mendorong masyarakat untuk menggiatkan kegiatan penanaman tanaman cepat panen seperti cabai sebagai salah satu upaya untuk mengurangi dampak apabila kejadian serupa terulang di masa yang akan datang," ucap dia.