"Tantangan PAM Jaya tidak ringan, memperluas layanan sekaligus menekan kebocoran masif ini," tuturnya.
Baca Juga: Telkom Bangun 51 Sarana Air Bersih dan Sanitasi Layak di 5 Kota-Kabupaten
Menurutnya, Jakarta bergantung besar pada pasokan dari luar. Lebih dari 80 persen air bersih ibu kota disuplai dari Waduk Jatiluhur lewat Kanal Tarum Barat (Kali Malang).
"Kalau ada gangguan di Kali Malang, maka suplai 81 persen air Jakarta berhenti total. Itu jelas berbahaya bagi keamanan layanan air ibu kota," ujar dia.
Transformasi PAM Jaya menjadi Perseroda bukan berarti privatisasi, melainkan langkah membuka ruang manajemen yang lebih transparan.
"Tidak ada hubungannya dengan swastanisasi. Kendali penuh tetap ada di PAM Jaya. Justru ini kesempatan untuk membangun trust publik melalui tata kelola yang terbuka," katanya.
Baca Juga: Walikota Bekasi Temui Gubernur Pramono, Bahas Transportasi, Air Bersih dan Bantargebang
Ia menyebutkan, Jakarta sedang berpacu dengan waktu. Penurunan muka tanah, ekstraksi air tanah dalam dan ancaman rob menjadi bahaya nyata.
"Kalau kita tidak bergerak cepat, jangan sampai tahun 2050 garis pantai sudah bergeser ke Harmoni. Solusinya jelas percepat layanan air perpipaan, kurangi kebocoran, dan perkuat sistem pertahanan pesisir," katanya. (CR-4)