Emas menjaga daya beli karena nilainya cenderung naik seiring waktu.
Sebagai contoh, harga 1 gram emas pada tahun 2000 sekitar Rp70.000, sedangkan pada 2024 mencapai lebih dari Rp1.100.000.
4. Tidak Memerlukan Pengetahuan Teknis Rumit
Investasi emas relatif sederhana dibanding saham atau kripto. Selama mengetahui cara membeli dan menyimpan emas dengan aman, siapa pun bisa memulai.
5. Nilai Budaya dan Warisan
Emas memiliki nilai budaya yang kuat dan sering diwariskan dari generasi ke generasi, sehingga memberikan rasa aman dan familiar bagi banyak keluarga di Indonesia.
Baca Juga: Update Daftar Harga Emas Antam 24 Karat Terbaru Minggu 7 September 2025
Kekurangan dan Risiko Investasi Emas
1. Kenaikan Nilai Tidak Selalu Cepat
Harga emas memang cenderung naik dalam jangka panjang, tetapi fluktuasinya lebih lambat dibanding saham atau properti.
Beberapa tahun tertentu, harga emas bahkan bisa stagnan atau turun.
2. Tidak Menghasilkan Passive Income
Emas tidak memberikan dividen atau pendapatan rutin. Keuntungan hanya diperoleh saat dijual.
3. Risiko Kehilangan atau Pencurian
Menyimpan emas fisik di rumah membawa risiko keamanan. Perlu brankas atau safe deposit box untuk meminimalkan risiko pencurian.
4. Biaya Tambahan Saat Beli atau Jual
Harga beli biasanya lebih tinggi daripada harga jual (spread), yang bisa mencapai 5–10 persen. Investor yang menjual emas dalam waktu dekat berisiko merugi.
5. Terdampak Spekulasi Pasar Global
Harga emas tetap bisa dipengaruhi kebijakan bank sentral atau spekulasi global.
Misalnya, penjualan cadangan emas besar-besaran dapat menekan harga emas secara signifikan.